Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

UNESCO Tetapkan 16 Geopark Baru, Kebumen dan Meratus Wakili Indonesia

 Jakarta, Olemah.Com – Dewan Eksekutif UNESCO secara resmi menyetujui penambahan 16 situs baru dalam jaringan Global Geopark, sehingga total kini mencapai 229 geopark yang tersebar di 50 negara.

“Dalam sepuluh tahun terakhir, Geopark UNESCO telah menjadi model dalam pelestarian warisan geologi. Namun perannya jauh lebih luas: mereka mendukung proyek edukasi, mempromosikan pariwisata berkelanjutan, serta menjaga pengetahuan dan tradisi lokal melalui partisipasi aktif masyarakat lokal dan adat,” ujar Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dalam pernyataan tertulis pada Minggu, 20 April 2025.

Audrey menegaskan bahwa penetapan Geopark Global UNESCO merupakan pengakuan terhadap warisan geologi yang memiliki nilai internasional. Jaringan ini juga menyoroti pentingnya peran pengetahuan, budaya, dan keterlibatan masyarakat lokal dan adat dalam menjaga kelestarian geologi, menjalankan kegiatan edukatif, dan menerapkan pembangunan berkelanjutan.

Adapun 16 geopark baru tersebut tersebar di berbagai negara, termasuk Tiongkok, Ekuador, Indonesia, Italia, Norwegia, Korea Selatan, Arab Saudi, Spanyol, Inggris, dan Vietnam. Menariknya, Korea Utara untuk pertama kalinya juga bergabung dalam jaringan Geopark Global UNESCO, bekerja sama dengan Tiongkok dalam upaya perlindungan kawasan pegunungan.

Indonesia Tambah Dua Geopark: Kebumen dan Meratus

Indonesia kembali menorehkan prestasi dengan ditetapkannya dua geopark baru, yaitu Geopark Kebumen di Jawa Tengah dan Geopark Meratus di Kalimantan Selatan.

Geopark Kebumen menyimpan catatan geologi penting, termasuk formasi batuan tertua di Pulau Jawa. Kawasan Karangsambung dikenal sebagai laboratorium alam yang menunjukkan batuan dari batas purba antara samudra dan benua. Batuan tersebut merupakan bukti kuat teori tektonik lempeng, memperlihatkan proses dasar laut yang terangkat ke permukaan.

Tak hanya kaya geologi, wilayah ini juga memiliki fosil laut, gua bawah tanah, hingga sungai yang menyimpan potensi edukasi dan pariwisata. Audrey Azoulay menekankan peran Kebumen dalam konservasi dan pembangunan berkelanjutan, salah satunya lewat pos konservasi penyu di pantai Jogosimo, Tambak Mulyo, dan Lembu Purwo yang melindungi telur-telur dari perburuan liar.

Budaya lokal juga tetap lestari melalui tradisi anyaman pandan. Di Desa Wonorejo, program geopark "Jiemat" mengenalkan kerajinan ini kepada pelajar. Sementara di Desa Grenggeng, Forum Pemuda Inovatif mendampingi para pengrajin dengan pelatihan pemasaran digital agar kerajinan lokal dapat menjangkau pasar modern.

Geopark Meratus: Kekayaan Geologi dan Budaya Kalimantan Selatan

Sementara itu, Geopark Meratus menampilkan evolusi tektonik kompleks sejak zaman Jurassic, dan menjadi lokasi dari seri ofiolit tertua di Indonesia serta tambang intan yang bernilai tinggi. Lanskap uniknya menjadi habitat beragam flora dan fauna, seperti anggrek liar dan bekantan yang kini menjadi maskot Kalimantan Selatan.

Ekosistem mangrove yang dilestarikan turut membantu peningkatan populasi bekantan. Geopark ini juga menjadi tempat hidup masyarakat Banjar dan Dayak yang masih memegang teguh gaya hidup tradisional. Pasar terapung Lok Baintan yang ikonik, misalnya, masih menggunakan perahu jukung. Masyarakat Dayak Meratus pun tetap melestarikan tradisi balanting paring atau pengarungan bambu.

Identitas budaya Banjar juga terjaga lewat kain sasirangan yang telah ada sejak tahun 1335, dengan motif dan warna yang sarat makna simbolis. Berbagai festival digelar secara rutin, seperti Meratus Great Culture Carnival, Geopark Run, dan Floating Market Festival, guna mempromosikan warisan budaya dan geologi kepada masyarakat luas.

(Sumber Berita: tempo.co)

Posting Komentar

0 Komentar