Jakarta, Olemah.com – Hari Bumi Sedunia kembali diperingati pada Selasa, 22 April 2025. Nanti Memasuki tahun ke-55, perayaan ini menjadi momen refleksi penting terhadap hubungan manusia dengan alam, sekaligus ajakan global untuk mengambil langkah nyata dalam melindungi planet yang kita tempati bersama.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kita kerap luput menyadari bahwa bumi tengah menanggung beban berat akibat gaya hidup konsumtif manusia. Sampah plastik yang menggunung, polusi udara yang kian parah, serta eksploitasi sumber daya alam menjadi sorotan utama dalam peringatan Hari Bumi tahun ini.
Dengan tema global “Our Power, Our Planet”, Hari Bumi 2025 menyoroti pentingnya transisi menuju energi terbarukan sebagai solusi jangka panjang terhadap krisis lingkungan. Earth Day Network, organisasi yang mempelopori gerakan ini, menargetkan peningkatan produksi energi bersih secara global sebelum tahun 2030.
Energi Terbarukan Jadi Fokus Utama
Pemilihan energi terbarukan sebagai tema utama bukan tanpa alasan. Setidaknya ada empat poin penting yang mendasari fokus ini:
1. Biaya produksi yang semakin murah
Selama satu dekade terakhir, biaya produksi panel surya turun hingga 93%, membuat teknologi ini lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.
2. Pengurangan polusi udara
Beralih dari bahan bakar fosil ke energi bersih mampu menurunkan emisi gas rumah kaca dan polutan, sehingga mengurangi risiko penyakit akibat udara kotor.
3. Pendorong ekonomi hijau
Sektor energi terbarukan diperkirakan dapat menciptakan hingga 14 juta lapangan kerja baru secara global.
4. Sudah terbukti berhasil diterapkan
Saat ini, hampir 50 negara di dunia telah berhasil memenuhi lebih dari separuh kebutuhan listriknya dari sumber energi terbarukan.
Sejarah dan Makna Hari Bumi
Hari Bumi pertama kali diperingati pada 22 April 1970 atas inisiatif Senator AS Gaylord Nelson. Sekitar 20 juta orang ikut serta dalam aksi lingkungan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kerusakan alam yang semakin parah.
Gerakan ini berkembang menjadi fenomena global. Pada tahun 1990, perayaan Hari Bumi telah menjangkau lebih dari 140 negara. Sementara itu, pada 2009, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi menetapkan tanggal 22 April sebagai International Mother Earth Day.
Hari Bumi kini menjadi pengingat tahunan akan pentingnya menjaga kelestarian bumi dan memastikan keberlangsungan hidup generasi mendatang.
Ajakan Aksi Nyata
Hari Bumi 2025 mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut ambil bagian, sekecil apa pun bentuknya. Mulai dari langkah sederhana seperti menghemat energi, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, hingga mendukung kebijakan pemerintah yang pro terhadap lingkungan dan energi bersih.
Dengan partisipasi sekitar satu miliar orang di seluruh dunia setiap tahunnya, Hari Bumi bukan sekadar perayaan simbolis, melainkan gerakan nyata untuk menyelamatkan masa depan planet kita.
(Sumber Berita: antaranews.com)
0 Komentar