Wamena, Olemah.com – Bupati Jayawijaya Atenius Murib bersama Wakil Bupati Ronny Epolere menggelar pertemuan tatap muka dengan para ketua kelompok tani dari 40 distrik se-Kabupaten Jayawijaya. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Asisten II Sekda Jayawijaya.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Bupati Atenius menegaskan komitmennya untuk memberdayakan sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan ketahanan pangan demi meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Pertemuan ini untuk mengetahui langsung kegiatan yang sedang dilaksanakan para kelompok tani di masing-masing distrik. Apa yang mereka kerjakan, apa yang dibutuhkan, akan kami petakan,” kata Bupati Atenius.
Ia juga mengingatkan bahwa sejak masa kampanye, pihaknya telah menyampaikan visi untuk menjadikan pertanian sebagai tulang punggung ekonomi rakyat Jayawijaya.
Bupati menekankan kepada para petani—baik yang bergerak di bidang kopi, ubi jalar (hipere), persawahan, perikanan, maupun peternakan—agar dapat mengelola kelompoknya secara mandiri dan berkelanjutan. Dirinya juga berjanji akan terjun langsung ke lapangan usai menyelesaikan urusan administrasi pemerintahan.
“Saya tidak akan terima proposal ke kantor. Saya akan turun langsung ke distrik-distrik, melihat langsung kegiatan kelompok tani, bekerja bersama, dan memastikan apa yang bisa dikembangkan serta didukung oleh pemerintah,” tegasnya.
Bupati Atenius juga menyinggung soal potensi besar yang dimiliki tanah Jayawijaya. “Saya pikir uang itu ada di tanah, di air, dan semua yang Tuhan sediakan. Ini tanah subur, mari kita olah dengan baik,” ujarnya.
Ia turut mengingatkan bahwa bantuan dana desa atau dana kampung yang selama ini dikucurkan pemerintah akan mengalami evaluasi dan ke depan tidak lagi diberikan dalam bentuk uang, melainkan kegiatan konkret.
“Masyarakat harus terlibat aktif. Bantuan uang itu sifatnya sementara. Tapi kalau kita hasilkan dari kebun sendiri, itu luar biasa. Saya pernah alami itu waktu kecil di tahun 80-an, saya tanam kacang, tebu, pelihara ayam, lalu jual ke pasar,” kenangnya.
Menutup pertemuan, Bupati menegaskan bahwa masyarakat Jayawijaya sebenarnya bukanlah miskin, melainkan kaya sumber daya. Ia mendorong agar warga terus mengolah potensi yang ada.
“Dibilang miskin ekstrem, padahal kita ini kaya raya. Saya mau tanya, apakah kita benar-benar miskin? Tentu tidak. Yang membuat kita terlihat miskin adalah perlakuan kita sendiri,” pungkasnya.
(Kaki Abu)
0 Komentar