Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Pembajakan Kereta di Pakistan: 31 Orang Tewas, 354 Penumpang Diselamatkan

Jakarta, Olemah.com – Sebanyak 31 orang, termasuk 23 personel keamanan, tewas dalam insiden pembajakan kereta api yang dilakukan oleh militan bersenjata di Provinsi Baluchistan, Pakistan, pada Selasa (11/3). Pejabat Pakistan mengonfirmasi kejadian ini pada Jumat (14/3), yang menjadi salah satu serangan paling mematikan di wilayah bergolak tersebut.

Dalam konferensi pers, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry menjelaskan bahwa korban tewas terdiri dari 18 personel Korps Perbatasan militer dan paramiliter yang sedang tidak bertugas, tiga staf kereta api, serta lima penumpang sipil. Selain itu, lima personel Korps Perbatasan turut gugur dalam pertempuran yang terjadi setelah serangan tersebut.

Kelompok militan separatis Balochistan Liberation Army (BLA), yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris, bertanggung jawab atas pembajakan kereta Jaffar Express di dekat Sibi, hanya beberapa jam setelah meninggalkan Quetta, ibu kota provinsi Baluchistan.

Operasi Militer Berlangsung 30 Jam Militer Pakistan merespons dengan melancarkan operasi pembersihan yang berlangsung lebih dari 30 jam. Dalam operasi tersebut, sebanyak 33 anggota BLA dilaporkan tewas. Menurut Chaudhry, sebanyak 354 penumpang berhasil diselamatkan, sementara 37 lainnya mengalami luka-luka.

Jumlah penumpang yang awalnya dilaporkan sebanyak 440 orang kemudian direvisi menjadi 425. Kepala Menteri Baluchistan, Sarfraz Bugti, menjelaskan bahwa tiket kereta lintas negara tersebut terjual sebanyak 425 lembar. Namun, karena penumpang dapat naik dari berbagai stasiun sepanjang rute perjalanan sejauh 1.600 kilometer, perbedaan jumlah penumpang dengan mereka yang diselamatkan masih dalam penyelidikan.

“Mungkin sebagian tidak berangkat, sebagian lainnya naik di stasiun berikutnya, atau ada yang melarikan diri dan tersesat. Kemungkinan juga ada yang tertangkap oleh para teroris,” ujar Bugti.

Meningkatnya Ancaman Separatis  Serangan ini menandai peningkatan tajam dalam pemberontakan separatis di Baluchistan. Sepanjang 2024, kelompok separatis BLA dan lainnya telah melakukan lebih dari 500 serangan yang menewaskan hampir 400 orang.

Pemerintah Pakistan menuduh India mendukung kelompok-kelompok militan anti-Pakistan yang berbasis di Afghanistan, tuduhan yang segera dibantah oleh New Delhi. “Kami dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar yang dibuat oleh Pakistan,” ujar Randhir Jaiswal, juru bicara Kementerian Luar Negeri India.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Abdul Qahar Balkhi, juga menolak klaim Pakistan bahwa serangan ini didalangi oleh militan yang berbasis di Afghanistan.

Kegagalan Intelijen Meski Pakistan mengakui adanya ancaman keamanan, pejabat militer menolak anggapan bahwa serangan ini merupakan kegagalan intelijen. Chaudhry menegaskan bahwa ada ribuan operasi intelijen sukses yang mencegah serangan serupa terjadi sebelumnya.

“Ada ribuan kisah sukses intelijen yang tidak Anda ketahui, insiden-insiden yang tidak terjadi karena intelijen kami berhasil mendeteksinya,” ungkapnya. Sepanjang 2024, aparat keamanan Pakistan telah melakukan 11.654 operasi berbasis intelijen di seluruh negeri. Tahun lalu, hampir 60.000 operasi serupa telah dilaksanakan.

Provinsi Baluchistan, yang kaya akan sumber daya alam, merupakan wilayah terbesar di Pakistan namun memiliki populasi paling sedikit. Kelompok separatis Baloch telah lama menuduh pemerintah Islamabad melakukan diskriminasi dan eksploitasi terhadap mereka.

Dalam kurun waktu 15 bulan terakhir, sebanyak 1.250 anggota kelompok teroris telah tewas dalam operasi militer Pakistan, sementara 563 personel keamanan juga kehilangan nyawa dalam berbagai insiden serangan.

(Sumber: VOA)

Posting Komentar

0 Komentar