Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Kasus Keracunan Makanan di Nabire yang Menghilangkan Nyawa Manusia: Pihak Keluarga Minta Polisi Proses Hukum Transparan

Nabire, Olemah.com – Sebuah kasus dugaan keracunan makanan di Pasar Pagi Bumi Wonorejo, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, menjadi perhatian publik setelah merenggut nyawa Norlince Pekei, seorang perawat sekaligus ibu rumah tangga, pada Kamis (2/1/2025).

Norlince meninggal dunia setelah membeli dan mengonsumsi nasi goreng yang diduga terkontaminasi racun. Kejadian ini memicu keprihatinan masyarakat dan mendorong pihak kepolisian untuk segera menyelidiki kasus tersebut.

Kronologi Kejadian Pagi itu, sekitar pukul 07.30 WP, Norlince bersama anaknya berbelanja di pasar tak jauh dari rumah mereka. Setelah kembali, ia menyantap nasi goreng yang dibelinya. Namun, tak lama kemudian, ia mengalami gejala seperti sakit perut, pusing, panas tinggi, dan sesak napas.

Sang suami, Ferdinant Pakage, segera membawa Norlince ke RSUD Nabire. Sayangnya, di ruang gawat darurat, korban tidak mendapatkan penanganan medis yang memadai meski sempat memohon untuk dipasangi oksigen. Dalam hitungan menit, Norlince menghembuskan napas terakhirnya.

Menurut Ferdinant, saat itu tubuh istrinya mengeluarkan busa putih dari mulut dan hidung, yang oleh tim medis diidentifikasi sebagai tanda keracunan makanan.

Tindakan Kepolisian Setelah kejadian, Ferdinant melaporkan kasus tersebut ke Polres Nabire. Polisi kemudian mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Forensik RS Bhayangkara Jayapura untuk diuji. Kepala Satuan Reskrim Polres Nabire, AKP Bertu Haridyka Eka Anwar, mengonfirmasi bahwa hasil uji laboratorium telah diterima dan akan diumumkan dalam konferensi pers mendatang.

Tuntutan Keluarga Ferdinant menegaskan pihaknya menginginkan transparansi penuh dalam pengungkapan kasus ini. Ia bahkan meminta keterlibatan lembaga independen seperti Komnas HAM dan pengacara hukum untuk memastikan hasil investigasi benar-benar akurat.

“Kami ingin keadilan ditegakkan, agar kasus serupa tidak terulang lagi di masa depan,” ujarnya.

Langkah Penutupan Pasar Pagi Sebagai langkah preventif, Pasar Pagi Bumi Wonorejo telah ditutup sementara sejak 6 hingga 11 Januari 2025. Penutupan ini merupakan hasil mediasi antara pihak keluarga korban dan pengelola pasar.

Harapan Kemanusiaan Ferdinant berharap semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, mendukung pengungkapan kasus ini demi kemanusiaan. Ia juga mengungkapkan bahwa jasad istrinya dimakamkan di halaman rumah sebagai simbol protes dan komitmen untuk mengusut tuntas penyebab kematian Norlince.

“Kasus ini harus menjadi pelajaran bersama. Jangan ada lagi korban jiwa akibat kelalaian seperti ini,” tegasnya.

Kini, masyarakat Nabire menantikan hasil resmi investigasi dari pihak berwenang. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan terhadap keamanan makanan yang dijual di pasar-pasar tradisional.

(Yeimo)


Posting Komentar

0 Komentar