Dalam video yang dirilis oleh Sekretariat Presiden, beberapa delegasi tampak berjalan keluar ruangan. Erdogan terlihat berjalan di belakang kursi Prabowo dan sempat menyenggol kursi Presiden RI itu.
Dalam pidatonya, Prabowo mengecam pelanggaran hukum internasional oleh Israel. "Kita, sekali lagi, hari ini, mengutuk pelanggaran hukum internasional, kekejaman. Tapi saya ingin mengatakan, kita harus bisa melihat situasi yang terjadi, situasi yang sesungguhnya," ujar Prabowo.
Dia menegaskan pentingnya negara-negara D-8 memperkuat kerja sama di sektor ekonomi biru. Prabowo menekankan potensi perikanan dunia yang mencapai USD 600 miliar sebagai peluang besar untuk menjadikan blok ekonomi D-8 salah satu yang terkuat di dunia.
Penjelasan Kemlu RI
Terkait insiden tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Roy Sumirat, menyampaikan bahwa perilaku delegasi yang keluar masuk ruangan selama pertemuan internasional adalah hal biasa.
"Hal ini lumrah terjadi dalam pertemuan internasional, termasuk di forum PBB. Para ketua delegasi sering melakukan pertemuan bilateral dengan ketua delegasi lain di ruangan berbeda selama berlangsungnya sesi pleno," ujar Roy dalam keterangan tertulis pada Minggu (22/12).
Roy menambahkan, delegasi Indonesia tidak bisa memberikan komentar terkait jadwal ketua delegasi negara lain yang mungkin tidak dapat mengikuti seluruh agenda sidang.
Lebih lanjut, Roy memastikan hubungan antara Prabowo dan Erdogan tetap terjalin dengan baik. "Presiden Prabowo sempat melakukan pertemuan singkat dengan seluruh ketua delegasi sebelum dan setelah KTT, termasuk dengan Presiden Erdogan," jelasnya.
Menurut Roy, pertemuan Prabowo dan Erdogan berlangsung dalam suasana bersahabat. Keduanya bahkan duduk berdekatan saat acara makan siang resmi setelah KTT.
Pidato Prabowo di KTT D-8
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan pentingnya solidaritas negara-negara D-8 dalam mendukung Palestina. Namun, ia juga menyoroti pentingnya memperkuat posisi ekonomi negara-negara anggota agar dukungan terhadap Palestina dapat lebih efektif.
"Kita selalu bilang, kita mendukung Palestina, tetapi jika kita lemah, bagaimana bisa kita mendukung Palestina?" ujar Prabowo.
Pidato Prabowo mendapat perhatian, baik dari para delegasi maupun publik, di tengah tensi politik dan diplomasi internasional yang melibatkan isu Palestina dan Israel.
KTT D-8 sendiri merupakan forum kerja sama ekonomi delapan negara berkembang yang terdiri dari Indonesia, Turki, Mesir, Malaysia, Iran, Pakistan, Nigeria, dan Bangladesh. Forum ini fokus pada penguatan kerja sama ekonomi di berbagai sektor strategis, termasuk energi, perikanan, dan perdagangan. (*****)
0 Komentar