Timika, Olemah.com – Insiden penembakan oleh Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terhadap heli Caracal milik TNI-AU di Kampung Jinoni, Distrik Hoya, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Selasa (26/11/2024) menyebabkan seorang anggota TNI-AU, Sertu Adam, meninggal dunia dan dua lainnya terluka akibat pantulan peluru, yaitu Letda Pnb. Marsa Fuad dan Pratu Wisadang.
Merespons insiden ini, TNI-AU melancarkan operasi udara di wilayah Distrik Hoya selama tiga hari, dari 26 hingga 28 November 2024. Operasi tersebut memicu kepanikan, sehingga 250 kepala keluarga (KK) dari enam kampung, yakni Kampung Dalmangom, Jinoni, Kulumangom, Mamontogam, Jawa, dan Putih, mengungsi ke halaman gereja di Distrik Hoya.
Kondisi Pengungsi Memprihatinkan Kepala Distrik Hoya, Yeteni Tabuni, S.I.Kom., mengungkapkan bahwa para pengungsi, yang terdiri dari ibu-ibu, anak-anak, dan balita, kini hidup dalam kondisi memprihatinkan. Mereka tinggal dengan peralatan seadanya dan mulai kehabisan bahan makanan.
“Masyarakat enam kampung tinggal di halaman gereja. Mereka takut pergi ke kebun karena situasi belum kondusif, sementara sebagian besar tanaman ubi-ubian mereka hancur terkena bom. Mereka sangat membutuhkan bantuan berupa beras, mi instan, obat-obatan, dan tenda,” ujar Yeteni Tabuni.
Pemilu Terhambat karena Konflik yeteni juga mengungkapkan bahwa dirinya bersama 23 petugas penyelenggara pemilu, termasuk PPD, PPS, dan Pandis, sedang berada di Distrik Hoya untuk pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati Mimika pada 27 November 2024.
Kotak suara yang didistribusikan menggunakan heli pada 26 November rencananya akan dijemput kembali pada 28 November. Namun, penjemputan tersebut batal karena pihak penerbangan mengkhawatirkan keamanan.
“Syukur kepada Tuhan, pada Senin (09/12/2024), saya bersama 23 penyelenggara pemilu dan kotak suara akhirnya berhasil dijemput dengan pengawalan TNI-Polri,” ujar Yeteni.
Bupati Mimika Belum Berkomentar terkait kondisi 250 KK pengungsi yang terancam kelaparan, media ini mencoba menghubungi Penjabat Bupati Mimika, Valentinus Sudarjanto Sumito, S.IP., M.Si., namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihaknya.
Situasi ini menjadi perhatian mendesak, mengingat kebutuhan dasar para pengungsi belum terpenuhi. Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk membantu para warga yang terdampak konflik di Distrik Hoya.
(Sumber Berita:Tinal)
0 Komentar