Sri Mulyani Kembali Menjabat Menteri Keuangan, Diakui sebagai Menteri Terbaik Asia

Jakarta, Olemah.com – Sri Mulyani kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk periode 2024-2029. Pengangkatannya menorehkan sejarah baru, di mana ia dipertahankan oleh tiga presiden berbeda. Sri Mulyani resmi dilantik pada 21 Oktober 2024 dan akan bekerja bersama tiga Wakil Menteri Keuangan, yakni Suahasil Nazara, Thomas Djiwandono, dan Anggito Abimanyu. Pengumuman tersebut disertai unggahan di akun Instagram pribadi Sri Mulyani yang memperkenalkan para wakilnya.

“Berfoto bersama tiga calon Wakil Menteri Keuangan: Suahasil Nazara; Thomas Djiwandono; Anggito Abimanyu,” tulis Sri Mulyani pada 20 Oktober 2024.

Dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Sri Mulyani menyampaikan bahwa beberapa pesan penting disampaikan oleh Presiden, terutama terkait prioritas pemerintahan mendatang. Fokus diskusi ini meliputi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penguatan Kementerian Keuangan, pengelolaan belanja dan penerimaan negara, termasuk pajak.

“Beliau (Prabowo) sangat perhatian terhadap dampak APBN terhadap masyarakat. Itu menjadi perhatian utamanya,” ujar Sri Mulyani pada 14 Oktober 2024.

Penunjukan kembali Sri Mulyani sebagai Menkeu menandai keberhasilannya menjabat di bawah tiga presiden yang berbeda. Sebelumnya, ia pernah memegang posisi yang sama di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak 5 Desember 2005, menggantikan Jusuf Anwar. Pada periode tersebut, ia berhasil membawa berbagai prestasi, termasuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan kebijakan fiskal yang bijaksana.

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga mendapatkan penghargaan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia dari Emerging Markets Forum dan Euromoney pada tahun 2006. Kepemimpinannya membawa perubahan signifikan dalam reformasi Kementerian Keuangan yang berdampak pada sistem keuangan negara, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam pembentukan kebijakan ekonomi Indonesia. (Wawan)