Menurut Womsiwor, Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi dianggap sebagai pendekatan yang ideal dalam mewujudkan hal tersebut. "Pembelajaran berdiferensiasi mengakui bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar, minat, dan kemampuan yang berbeda-beda," ungkapnya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menyesuaikan proses pembelajaran agar dapat memenuhi kebutuhan individu setiap siswa.
Dampak Positif di SMA Negeri 5 Wakre Penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SMA Negeri 5 Wakre memberikan sejumlah dampak positif, antara lain:
Peningkatan Motivasi Belajar: Siswa lebih termotivasi karena materi pembelajaran disesuaikan dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Peningkatan Prestasi Akademik: Dengan belajar pada level yang sesuai, siswa dapat mencapai potensi maksimalnya.
Pengembangan Keterampilan Abad 21: Siswa dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, serta berkomunikasi dan berkolaborasi dengan efektif.
Tantangan dan Solusi Meski banyak manfaat, Womsiwor mengakui bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi memiliki tantangan, seperti kemampuan guru dalam mengidentifikasi kebutuhan individu siswa. Untuk mengatasi hal ini, Womsiwor menyarankan pelatihan berkala bagi para guru agar lebih siap dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Ia juga berharap bahwa dengan pembelajaran berdiferensiasi, SMA Negeri 5 Wakre dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, efektif, dan menyenangkan bagi seluruh siswa, serta membantu mewujudkan tujuan utama Kurikulum Merdeka. (Malik)
0 Komentar