Jakarta.Olemah.com - Menurut sumber yang dikutip oleh CNN pada Sabtu (19/10/2024), Israel bersikap terbuka terhadap kemungkinan pertukaran jenazah Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, sebagai bagian dari upaya pembebasan sandera yang saat ini masih ditahan di Gaza. Jenazah Sinwar, yang dilaporkan tewas dalam bentrokan di Rafah, Jalur Gaza, disimpan di lokasi yang dirahasiakan oleh pihak Israel.
Sumber tersebut menyebutkan bahwa jenazah Sinwar dapat menjadi kunci dalam negosiasi untuk mengamankan pembebasan sandera yang ditawan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza. Saat ini, lebih dari 100 sandera masih berada dalam tahanan.
"Jika Hamas ingin menukar jenazahnya dengan warga Israel, hidup atau mati, maka itu akan menjadi pilihan yang baik," kata salah satu sumber diplomatik Israel. Otoritas Israel juga dikabarkan tengah mendiskusikan langkah-langkah untuk memanfaatkan peluang ini guna mengamankan pembebasan para sandera.
Kematian Yahya Sinwar, yang sebelumnya merupakan pemimpin Hamas menggantikan Ismail Haniyeh, memberi harapan baru bagi Israel untuk mencapai pembebasan sandera tanpa persyaratan ketat yang diterapkan dalam negosiasi sebelumnya, termasuk kesepakatan bulan November 2024.
Yahya Sinwar Gugur dalam Pertempuran di Gaza
Israel mengklaim bahwa Yahya Sinwar tewas dalam sebuah bentrokan bersenjata di Rafah, Gaza, pada Kamis (17/10/2024). Kematian Sinwar semakin menegaskan keterlibatannya dalam pertempuran garis depan, di mana ia secara aktif berjuang bersama pejuang Hamas lainnya melawan pasukan Israel.
Bagi rakyat Palestina, Yahya Sinwar dikenang sebagai pahlawan yang rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan tanah air dari pendudukan Israel. Sinwar, yang menggantikan Ismail Haniyeh setelah Haniyeh terbunuh di Iran pada bulan Juli 2024, tetap bertahan di medan perang hingga saat-saat terakhir hidupnya.
Koresponden urusan Palestina, Elior Levy, dari Kan 11 Israel, juga mengomentari rekaman drone yang menangkap momen terakhir Sinwar sebelum kematiannya dalam bentrokan tersebut.
0 Komentar