Jakarta, Olemah.com – Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, kembali jebol setelah serangan balasan yang dilancarkan oleh Hizbullah pada Minggu malam (6/10/2024). Serangan ini terjadi sebagai respons atas serangan udara Israel yang menghantam pinggiran selatan Beirut pada hari yang sama. Menurut laporan dari Kompas.id, roket Hizbullah berhasil menembus Iron Dome dan menghantam kota Haifa, kota terbesar ketiga di Israel, serta kota Tiberias.
Selain itu, Iran turut melancarkan serangan terhadap Israel dengan menggunakan rudal balistik, termasuk rudal hipersonik Fattah yang mampu menembus sistem pertahanan Iron Dome. Serangan ini menambah ketegangan yang semakin memuncak di kawasan Timur Tengah, di mana konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon terus berlangsung.
Iron Dome, yang dikembangkan Israel sebagai bagian dari sistem pertahanan udaranya, awalnya dirancang untuk menangkal roket jarak pendek dan ancaman lainnya. Sistem ini pertama kali mulai dikembangkan setelah perang melawan Hizbullah pada tahun 2006, dan mulai beroperasi secara efektif sejak 2011, terutama untuk melindungi Israel dari roket yang ditembakkan dari Gaza.
Iron Dome bekerja dengan mendeteksi dan melacak roket yang masuk melalui radar dan menghitung mana yang berpotensi menghantam area berpenduduk. Roket-roket yang dinilai berbahaya akan diintersep oleh Iron Dome, sementara yang diperkirakan jatuh di area terbuka dibiarkan. Namun, serangan baru-baru ini menunjukkan bahwa sistem pertahanan yang dikenal sangat efektif ini tidak sepenuhnya kebal terhadap ancaman yang semakin canggih, seperti rudal hipersonik.
Ketegangan antara Israel, Hizbullah, dan Iran terus meningkat seiring dengan serangan-serangan balasan ini. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan tersebut. (Sumber:Kompas.id)
0 Komentar