Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Bioekonomi Menjadi Solusi Perubahan Iklim dan Pengembangan Ekonomi di Afrika Timur

Jakarta, Olemah.com – Bioekonomi merupakan produksi, penggunaan, dan konservasi sumber daya biologis untuk menghasilkan barang yang mendukung kehidupan masyarakat. Laporan terbaru menyebutkan bahwa promosi bioekonomi sebagai solusi perubahan iklim menjanjikan potensi besar, khususnya di wilayah pedesaan Afrika dan kawasan lainnya.

Di tengah upaya global menghadapi dampak perubahan iklim terhadap lingkungan, produksi pangan, dan mata pencaharian masyarakat, para ahli menyatakan bahwa bioekonomi dapat menawarkan solusi untuk tantangan tersebut dan membantu mencapai pembangunan berkelanjutan.

Kesimpulan ini disampaikan dalam laporan The State of the Bioeconomy in East Africa Report 2024, yang disusun oleh Stockholm Environment Institute, East African Science and Technology Commission, serta International Center of Insects Physiology and Ecology (ICIPE). Penulis laporan ini menjelaskan bahwa pemanfaatan sumber daya biologis terbarukan, bersama dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan – yang terpenting – meningkatkan ketahanan pangan sambil melindungi lingkungan.

Sebagai contoh, Regina Muthama, seorang petani di wilayah Kenya Timur, melatih petani lain di komunitasnya untuk menanam berbagai jenis tanaman dan pohon secara bersamaan guna memaksimalkan pasokan air dan memberikan naungan bagi tanaman dari sinar matahari yang kuat. "Kami menanam pohon yang digabungkan dengan tanaman pangan. Saat menyiram pohon, kami juga menyiram tanaman yang bisa memberi kita pangan. Jenis pohon yang kami tanam juga dapat mengurangi perubahan iklim, mencegah erosi tanah, dan memberi kita oksigen yang baik," katanya.

Para ahli menyebut bahwa Afrika Timur memiliki lahan pertanian yang subur, keanekaragaman hayati, serta populasi muda yang menjadikan kawasan ini sebagai pemimpin dalam inovasi bioekonomi.

Abdou Tenkouano, Direktur Jenderal ICIPE Kenya, berbicara dalam Global Biodiversity Summit (GBS) di Nairobi pekan ini. Dia menyatakan bahwa pengembangan bioekonomi harus menyediakan peluang bagi kaum muda dan cara-cara untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. "Kita juga harus memenuhi kebutuhan pekerjaan kaum muda, yang merupakan segmen demografis terbesar di Afrika dan negara-negara selatan. Kita berada dalam krisis iklim, yang sekarang menjadi ancaman eksistensial. Kita harus mengadopsi cara produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Bioekonomi menawarkan model pertumbuhan ekonomi berkelanjutan ini," ujarnya.

Menurut Stockholm Environment Institute, lebih dari 65 persen penduduk Afrika Timur bergantung pada sumber daya biologis untuk kebutuhan pangan, energi, obat-obatan, dan lainnya.

Venter Mwongera, ketua Forum Agrobiodiversitas dan Agroekologi di Kenya, menjelaskan manfaat dari penerapan bioekonomi. "Kita dapat terus menumbuhkan ekonomi, berkontribusi pada PDB, dan menciptakan lapangan kerja karena industri yang memproduksi atau memproses hasil pertanian ini mengurangi emisi gas rumah kaca, yang berarti lingkungan kita akan lebih bersih. Ini juga berarti lapangan kerja akan dipertahankan dan lebih banyak lagi yang akan tercipta, serta produksi pangan berkelanjutan dapat tercapai," katanya.

Blok regional Komunitas Afrika Timur telah mengembangkan strategi bioekonomi yang bertujuan untuk menciptakan industrialisasi berkelanjutan, meningkatkan keamanan pangan dan gizi, memperbaiki kesehatan, serta menciptakan produk berbasis hayati dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.

Tenkouano menyatakan bahwa ICIPE sedang memimpin jalan dalam bidang ini. "Kami mengembangkan dan menerapkan solusi positif alam untuk pengelolaan hama serangga dan vektor. Kami juga memimpin penelitian tentang serangga sebagai sumber protein alternatif untuk pangan dan pakan serta agen konversi limbah organik," jelasnya.

Para ahli mengatakan bahwa prinsip bioekonomi mendapatkan dukungan. Namun, tantangan seperti kurangnya pendanaan, infrastruktur yang buruk, produktivitas pertanian yang rendah, serta regulasi pemerintah yang berlebihan masih menghambat adopsi yang lebih luas dari bioekonomi ini. (Wawan)

Posting Komentar

0 Komentar