Manokwari, Olemah.com – Menanggapi video viral yang menyebutkan suku Byak dalam apel pagi di halaman Kantor Bupati Manokwari pada Senin (09/09/2024), sejumlah tokoh Byak bertemu dengan Bupati Manokwari, Hermus Indou, pada Rabu (11/09/2024). Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengklarifikasi pernyataan yang sempat menimbulkan polemik.
Dalam pertemuan tersebut, hadir sejumlah tokoh Byak dari Papua Barat, termasuk Kepala Suku Besar Byak Petrus Makbon, SH, tokoh intelektual Byak Dr. Filep Wamafma, SH., M.Hum, serta tokoh agama Pdt. Hugo Warpur, Pdt. Sukan, dan Pdt. Simbiak. Bupati Hermus Indou menyampaikan permohonan maafnya dan memberikan klarifikasi terkait video yang sempat viral.
Video yang dimaksud memperlihatkan Bupati Manokwari menyebut suku Byak dalam konteks politik dengan mengatakan, “Saya tidak ke Biak sana kemudian mengusir keluarga Biak dari hak politik atau merampas wilayah negeri mereka.” Pernyataan tersebut dinilai menyinggung keluarga besar Byak.
Namun, Dr. Filep Wamafma, tokoh intelektual Byak di Papua Barat, menjelaskan bahwa Bupati Hermus Indou sudah meminta maaf dan menyatakan tidak berniat menyinggung suku Byak. “Beliau tidak bermaksud menyudutkan suku Byak, hanya menggunakan contoh dalam sambutannya terkait hubungan kekerabatan antara suku Arfak dan suku Byak di Manokwari,” ujar Filep pada Kamis (12/09/2024).
Menurut Filep, ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Bupati Hermus dalam pertemuan tersebut. Pertama, bupati menegaskan bahwa pernyataannya tidak bermaksud menyudutkan suku Byak secara negatif, melainkan sebagai simbol kekerabatan antara suku Arfak dan suku Byak di Manokwari. Kedua, Hermus menyoroti sejarah panjang hubungan baik antara suku Arfak dan Byak, serta pentingnya hidup berdamai di Manokwari.
Ketiga, Hermus menegaskan bahwa semua suku, baik Papua maupun non-Papua, harus hidup harmonis di Kabupaten Manokwari. Keempat, dalam momen politik ini, Hermus menekankan bahwa ia tidak memaksakan diri untuk dipilih, karena pilihan kepala daerah merupakan hak setiap warga negara.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Manokwari juga berjanji akan menyampaikan permohonan maafnya secara tertulis di media agar tidak ada lagi perbedaan pendapat mengenai video tersebut. Filep berharap agar keluarga besar Byak tidak terprovokasi oleh isu tersebut, karena para tokoh adat Byak telah menemui bupati dan menerima klarifikasinya.
Selain membahas masalah video viral, para tokoh Byak juga menyampaikan sejumlah persoalan yang dihadapi masyarakat di Manokwari, seperti tingginya angka anak putus sekolah, masalah perumahan, serta isu kesejahteraan dan lingkungan. “Kami berharap pemerintah daerah segera memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut, khususnya bagi suku-suku asli Papua di Manokwari,” tutup Filep.
0 Komentar