Pelayanan ini dipimpin oleh Bapak Ev. Zandi Keliduan, SE, yang menjelaskan kepada media Olemah.com melalui sambungan telepon bahwa kegiatan ini merupakan anugerah Tuhan. “Pelayanan ini terlaksana karena kehendak dan anugerah semata-mata, meskipun banyak tantangan yang kami hadapi dalam persiapannya,” ungkapnya.
Para profesional dari gereja ICB yang sebelumnya telah mengikuti lima sesi pelatihan tentang bagaimana menjadi misionaris di marketplace, turut terlibat langsung dalam pelayanan ini. Mereka berinteraksi dengan para narapidana, menyampaikan pesan Firman Tuhan, dan memberikan dukungan emosional serta spiritual kepada mereka yang membutuhkan.
Ev. Zandi juga menyampaikan bahwa pelayanan ini merupakan wujud nyata penerapan perintah Yesus dalam Matius 25:39-40, di mana mengunjungi dan melayani orang-orang di penjara adalah bagian dari panggilan iman. Ketika tim memasuki gedung tempat ibadah di dalam lapas, mereka sangat tersentuh melihat antusiasme para narapidana yang haus akan Firman Tuhan.
Salah satu momen yang paling mengharukan terjadi ketika seorang narapidana bernama Calvin, yang telah divonis hukuman mati, dengan sukacita bermain organ untuk mengiringi tim ibadah. Calvin juga memberikan kesaksian dan mempersembahkan pujian, menunjukkan betapa besar pengharapannya di dalam Kristus, meskipun ia menghadapi kenyataan berat.
Di antara para narapidana yang hadir, terdapat tiga orang yang telah dijatuhi hukuman mati dan tengah menunggu waktu eksekusi. Ev. Zandi mengaku tanpa disadari Tuhan menuntunnya untuk menyampaikan khotbah tentang kedatangan Yesus yang kedua kali, kebangkitan orang mati, dan pengangkatan orang percaya. “Pesan ini memberi mereka harapan sejati dalam Kristus, termasuk janji pengampunan dosa dan hidup kekal,” ujarnya.
Para narapidana juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk didoakan oleh para profesional yang telah dilatih. Mereka merasakan sukacita karena dapat membagikan beban hidup yang mereka rasakan dan mendapatkan dukungan doa.
Ev. Zandi menambahkan bahwa meskipun tim menghadapi banyak tantangan, mereka merasakan kemenangan besar. “Di balik jeruji besi, ada jiwa-jiwa yang hidup dalam tekanan, kesedihan, ketakutan, dan kehilangan pengharapan. Namun, ketika Injil diberitakan, kuasa Tuhan dinyatakan, dan ada sukacita besar di antara mereka,” jelasnya.
Pelayanan tersebut juga diakhiri dengan pembagian makanan dan sabun mandi kepada para narapidana, yang disambut dengan sukacita dan rasa terima kasih. Tidak hanya mereka mendapatkan makanan jasmani, tetapi juga makanan rohani yang memperkuat iman mereka.
Ev. Zandi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan pelayanan ini, serta berharap agar para profesional yang dilatih dapat terus setia menjadi saksi Kristus di mana saja mereka berada. Ia juga memohon doa agar para narapidana yang telah mendengar Firman Tuhan dapat bertumbuh secara rohani dan dikuatkan dalam menjalani masa tahanan mereka.(Kaki Abu)
0 Komentar