Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Tiga Warga Manggarai Tewas Terseret Arus Sungai di Mimika, Jenazah Telah Dievakuasi ke Timika

 Timika, Olemah.com — Tiga warga asal Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas tragis setelah terseret arus sungai di Mile 37, Kabupaten Mimika, pada Minggu (25/8) sore. Korban yang terdiri dari Emi, anaknya Safiah, dan Roni, terbawa arus saat mencoba menyeberangi sungai sekitar pukul 11.00 WIT. Jasad ketiganya telah dievakuasi dan saat ini disemayamkan di rumah duka di Jalan Poros SP 2 – SP 5, belakang Kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) Mimika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Proses evakuasi dilakukan pada Minggu sore sekitar pukul 15.30 WIT dan berhasil tiba di Timika pada pukul 17.20 WIT. AKP Doroteus Jemalut, Penasehat Kerukunan Keluarga Besar Manggarai (KKBM) Mimika sekaligus Kasat Binmas Polres Mimika, mengatakan bahwa evakuasi jenazah dilakukan menggunakan satu unit mobil ambulance. "Tadi sekitar setengah empat kami jalan dan tiba di Mile 37 langsung evakuasi ketiga jenazah menggunakan satu unit mobil ambulance. Tiba di Timika sekitar setengah lima lewat," ujar Doroteus melalui keterangan tertulis yang diterima oleh Olemah.com.

Rencananya, para korban akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) SP 1. Namun, proses pemakaman masih menunggu koordinasi dengan pihak keluarga karena ada beberapa prosesi adat Manggarai, Flores, yang harus dilaksanakan terlebih dahulu. "Para korban rencana akan dimakamkan di sini, tetapi untuk proses pemakaman menunggu koordinasi dengan pihak keluarga di kampung karena ada beberapa adat yang harus dilakukan," tambah Doroteus.

Menurut penuturan Doroteus, para korban dievakuasi sekitar satu kilometer dari lokasi penyeberangan. Sebelum kejadian, warga sempat memperingatkan para korban untuk tidak menyeberangi sungai karena debit air yang tinggi dan arus yang kuat. Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan. "Memang mereka sempat dilarang lewat karena melihat debit air yang cukup tinggi, tapi para korban tetap nekat menyeberang. Karena arus kuat dan panik, akhirnya para korban terbalik bersama binen yang dipakai lalu hanyut dan ditemukan meninggal dunia," jelas Doroteus.

Sebagai penasehat KKBM Mimika, Doroteus mengaku sering menghimbau warga pendulang asal Manggarai untuk berhati-hati dalam menjalankan aktivitas mereka, mengingat risiko yang tinggi. Namun, ia juga memahami bahwa hal ini berkaitan dengan kebutuhan ekonomi. "Saya kerap memberikan himbauan. Saya berharap masyarakat bisa cari pekerjaan lain karena ini bukan sekali tetapi sudah sering terjadi. Namun bagaimanapun kita bicara ini soal piring makan dan perut. Sehingga kami hanya bisa memberikan himbauan untuk para keluarga yang masih bekerja sebagai pendulang untuk lebih hati-hati dalam melakukan aktivitas pendulangan," tutup Doroteus.

Insiden tragis ini menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai saat menyeberangi sungai dengan arus yang kuat. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi warga setempat untuk lebih waspada dan mengikuti anjuran keselamatan yang ada.

Posting Komentar

0 Komentar