Dalam aksi tersebut, keluarga besar dari suku Hubla dan Kimyal bergabung dan berjalan kaki dari Jalan Gunung menuju kantor polisi di Dekai. Mereka menuntut penjelasan dari pihak kepolisian terkait insiden penembakan yang menimpa Thobias Silak, yang MD adalah seorang warga yang baru saja menyelesaikan kuliahnya dan bekerja sebagai operator di Badan Pengawasan Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Yahukimo.
"Kami ingin tahu apa masalahnya hingga adik kami, Thobias Silak, harus mengalami kejadian ini. Dia baru saja kembali ke Yahukimo setelah menyelesaikan studinya dan bekerja di BAWASLU. Kami meminta penjelasan yang jelas dari Polres Yahukimo," ujar salah satu anggota keluarga korban.
Menurut warga yang ikut dalam aksi, kekerasan dengan senjata api seperti ini harus segera dihentikan. "Apakah semua masalah di Papua ini harus diselesaikan dengan senjata? Kami hidup di negeri sendiri, tapi merasa seperti di negara orang lain. Tolong hentikan kekerasan ini," ungkap seorang warga yang turut dalam aksi tersebut.
Pihak keluarga menyatakan bahwa hingga saat ini, mereka belum mendapatkan penjelasan yang memadai dari pihak kepolisian. "Kami akan membawa pulang jenazah Thobias terlebih dahulu, dan setelah pemakaman, kami akan menyelesaikan masalah ini," kata salah satu perwakilan keluarga yang hadir di Polres Yahukimo pada pagi hari tadi.
Perkembangan lebih lanjut terkait penyelesaian masalah ini akan disampaikan setelah proses pemakaman selesai dan pembicaraan lebih lanjut dilakukan dalam beberapa hari ke depan.(Kaki Abu)
1 Komentar