Kenyam, Olemah.com – Salsa, seorang mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Tsing Hua University, China, menunjukkan minat besar terhadap tradisi Gasing di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Selama 12 hari berada di Nduga, Salsa terlibat dalam pelatihan Gasing yang memberikan banyak wawasan dan cerita, yang akan menjadi dasar penelitian ilmiahnya.
Penelitian Salsa akan difokuskan pada beberapa aspek, seperti kecemasan matematika (math anxiety), dampak pelatihan Gasing, serta alasan mengapa metode ini begitu berhasil. Dalam pengamatannya selama hampir dua minggu, Salsa menyaksikan transformasi besar pada anak-anak di Nduga, yang sebelumnya dianggap sangat sulit diajar. Salsa mengungkapkan kekagumannya atas perubahan yang terjadi pada anak-anak tersebut, yang mampu menunjukkan kemampuan berhitung dengan baik setelah mendapatkan pelatihan Gasing.
"Saya menemukan hal luar biasa di sini. Anak-anak yang sebelumnya sangat sulit diajar, ternyata bisa belajar berhitung. Ini benar-benar keajaiban. Anak-anak Papua itu bukan bodoh atau tertinggal, tetapi pendidikan yang mereka terima tidak seperti di tempat lain di luar Papua. Guru yang tidak tepat menjadi alasan mereka tidak bisa apa-apa. Namun, ketika diajar dengan baik dan dengan hati yang tulus, mereka bisa menunjukkan potensi luar biasa," ungkap Salsa dalam wawancara singkatnya.
Salsa merencanakan untuk mempublikasikan hasil risetnya ini dalam Tsinghua Talk dan dalam bentuk paper ilmiah. Ia berharap, universitas-universitas di Indonesia juga tertarik untuk meneliti metode Gasing. Menurutnya, penelitian ini sangat menarik dan bisa dikaji dari berbagai sudut pandang, mulai dari ilmu kognitif, psikologi, pendidikan, pola pengajaran, hingga konten matematikanya sendiri.
"Saya yakin penelitian tentang Gasing ini akan memberikan kontribusi besar, tidak hanya bagi pendidikan di Papua, tetapi juga untuk pengembangan metode pengajaran matematika secara umum," tutupnya.
Rencana penelitian ini membawa harapan baru bagi anak-anak Papua dan pendidikan di daerah tersebut, sekaligus membuka peluang bagi penelitian lebih lanjut di Indonesia. (Malik)
0 Komentar