Merauke, Olemah.com - Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan penanaman tebu untuk pertama kalinya di lahan PT Global Papua Abadi, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, pada Selasa, 23 Juli 2024. Penanaman ini merupakan bagian dari langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Kita tahu dunia sekarang sedang krisis pangan karena perubahan iklim," ujar Presiden Jokowi, dilansir dari Antara.
Namun, penanaman tebu ini dilakukan di tengah permasalahan lahan yang belum terselesaikan. Sergius Kaize, anak ketua adat Sosom dan salah satu pemilik hak ulayat tanah, mengungkapkan bahwa terdapat tujuh marga pemilik hak ulayat yang belum melakukan perjanjian dengan PT Global Papua Abadi terkait penggunaan lahan mereka. Marga-marga tersebut adalah Kaize, Ndiken, Samkakai, Gebze, Mahuze, Balagaize, dan Basik-Basik.
Sergius menjelaskan bahwa hingga saat ini, pemilik hak ulayat belum menyepakati penggunaan lahan mereka oleh perusahaan untuk penanaman tebu. Situasi ini menambah kompleksitas terhadap upaya mempercepat swasembada gula di wilayah tersebut.
Presiden Joko Widodo telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15/2024 tentang Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Merauke, Papua Selatan, pada 19 April 2024. Fakta ini menunjukkan tekanan yang semakin besar terhadap keberlangsungan hidup masyarakat Papua akibat izin pembukaan hutan alam yang terus berlanjut.
Koordinator Operasional dan Penyiapan Lahan PT Global Papua Abadi, Totok Lestiyo, mengungkapkan bahwa target pembukaan lahan tebu di Merauke tahun ini adalah seluas 350.000 hektare. "Kita akan memproduksi gula pasir atau gula putih sebanyak 3 juta ton, ini untuk ketahanan energi menghadapi tahun 2045," jelas Totok.
Pembukaan lahan tebu di Merauke ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), selain pembukaan lahan padi di wilayah tersebut. Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan dan energi Indonesia di masa depan.
0 Komentar