Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Pendeta Tilas Mom, Ketua Sinode Kingmi Papua, Meninggal Dunia: RS Dian Harapan Di Amuk Massa

Jayapura, Olemah.com – Pendeta Tilas Mom, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua periode 2021—2026, dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Dian Harapan, Perumnas II Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, pada Rabu (3/7/2024) dini hari. Kepergian mendiang Pendeta Tilas Mom memicu kericuhan di RS Dian Harapan, dengan beberapa fasilitas rumah sakit dirusak oleh massa yang tidak terima atas kepergiannya.

Suasana di RS Dian Harapan menjadi ricuh setelah massa yang tidak terima atas meninggalnya Pendeta Tilas Mom merusak sejumlah fasilitas rumah sakit. Fasilitas yang dirusak antara lain pintu, meja, kaca, komputer, pos penjagaan, serta bilik ATM dan lainnya.

Kepala Humas RS Dian Harapan, Eduard Dumatubun, menjelaskan bahwa Pendeta Tilas Mom meninggal di ruang ICU dini hari. Pihak rumah sakit kemudian memindahkan jenazahnya ke ruang jenazah dan memberikan informasi kepada keluarga. Setelah itu, petugas kamar jenazah mulai mengurusi jenazah, termasuk memandikan dan menyuntikkan formalin. Namun, sekitar pukul 09.00—10.00 WP, keluarga dan massa dari kamar jenazah mengekspresikan ketidakterimaan mereka dengan merusak fasilitas rumah sakit.

“Kita tidak tahu kenapa bisa sampai terjadi seperti itu. Penyebabnya apa, juga kita tidak tahu, tiba-tiba terjadi perusakan. Mungkin kesedihan yang di luar kemampuan mereka menerima kenyataan bahwa pemimpin gereja mereka meninggal. Hubungan mereka sangat dekat sehingga bereaksi demikian, tetapi ada yang berlebihan, akhirnya mereka melampiaskan ke fasilitas RS,” katanya.

Dumatubun menjelaskan bahwa massa yang marah merusak fasilitas rumah sakit, termasuk kantin hingga ruang pendaftaran. Sejumlah komputer di ruang pendaftaran hancur karena dilempari batu. "Mesin ATM, pos penjagaan, kaca, dan pintu semua dilempari batu. Ini membuat pasien rawat jalan lari ketakutan. Petugas juga masing-masing menyelamatkan diri, semua berhamburan di sini. Tapi kalau pasien dalam ruangan itu aman," jelasnya.

Pihak rumah sakit segera menghubungi aparat keamanan dari Polsek Heram. Setelah petugas kepolisian datang, suasana mulai kondusif. Aparat keamanan bekerja secara profesional dengan cara persuasif kepada tokoh-tokoh agama dan orang tua, lalu duduk bersama membahas kejadian tersebut. "Tokoh-tokoh agama dan orang tua menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu. Mereka menjamin bahwa proses keberangkatan jenazah ke rumah duka akan berlangsung aman," tambah Dumatubun.

Eduard Dumatubun menekankan bahwa pihak rumah sakit tidak menginginkan kejadian seperti ini terjadi. "Kami sangat kecewa karena kami sudah memberikan pelayanan terbaik, lalu mereka merusak fasilitas. Namun, sebagai manusia kami memaafkan. Masalah sudah selesai dan kami menutupnya dengan doa," katanya.

Fahrum, petugas sekuriti di pos penjagaan samping kamar jenazah, yang menjadi saksi mata kejadian tersebut, mengatakan bahwa ia tidak tahu apa penyebab kericuhan itu. "Mungkin pihak keluarga jenazah dengan petugas terjadi miskomunikasi atau kesalahpahaman sehingga terjadi kekacauan seperti itu. Sebenarnya kami tidak mengharapkan hal ini terjadi, cuma tadi itu kita lihat dan menyaksikan saja karena mereka dalam kondisi marah begitu," katanya.

Menurutnya, ada sekitar puluhan orang yang melakukan perusakan fasilitas RS. Mereka berkeliling dari belakang rumah sakit sampai ke depan. "Sehingga beberapa fasilitas seperti kaca, pintu, kantin, dan sebagainya mengalami kerusakan," katanya. (Malik)






Posting Komentar

0 Komentar