Ketua Asrama Mahasiswa Papua Cenderawasih IV di Makassar, Anton Yikwa, menjelaskan kepada Olemah.com bahwa sekitar pukul 23:15 WITA pada Kamis (4/7), puluhan orang dari ormas tertentu datang mengepung asrama yang terletak di Jalan Lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pada saat yang sama, belasan aparat kepolisian dan intel dari Polrestabes Makassar juga hadir untuk memantau situasi di depan asrama.
“Sekitar pukul 23:15 – 01:00 WITA, ormas reaksioner tiba-tiba datang melakukan aksi di depan asrama Papua. Polisi membiarkan mereka melakukan aksi sewenang-wenangnya meskipun sudah lewat jam istirahat penghuni asrama, bahkan tetangga kiri kanan terganggu,” kata Yikwa kepada Olemah.com pada Sabtu (6/7/2024).
Anton Yikwa menjelaskan bahwa ormas yang datang mengepung asrama mahasiswa Papua itu berorasi dan menuntut agar mereka menyerahkan bendera "Bintang Kejora". Menurut ormas tersebut, "Selain Bendera Merah Putih, tidak boleh ada bendera separatis di sini," kata Yikwa menirukan ucapan dalam orasi anggota ormas.
Yikwa membantah tuduhan bahwa penyebab pengepungan oleh ormas tersebut adalah pengibaran tiga bendera Bintang Kejora di dalam asrama, yang muncul di sebuah platform media sosial. Yikwa juga membantah klaim adanya penyitaan bendera Bintang Kejora oleh Kapolrestabes Makassar. “Kami tidak ada [pengibaran] bendera Bintang Kejora, bahkan mengabarkan informasi di media sosial pun tidak. Memang apa yang mau disita karena tidak ada bendera,” ujarnya.
Pada malam tanggal 2 Juli 2024, Yikwa mengatakan para mahasiswa sempat menggelar acara panggung bebas dengan berbagai kegiatan, seperti menyanyi, baca puisi, Mob, dan orasi sebagai peringatan mengenang Hari Proklamasi West Papua 1 Juli. Yikwa mengakui bahwa pada acara panggung bebas tersebut, memang ada beberapa spanduk yang bermotif bendera Bintang Kejora. Beberapa mahasiswa memegang potongan spanduk tersebut yang memiliki motif Bintang Kejora dan tulisan kecil-kecil layaknya spanduk. “Mungkin itu yang mereka pikir kita kibarkan bendera Bintang Kejora,” kata Yikwa.
Yikwa juga menjelaskan bahwa pengepungan semacam ini bukan hal baru bagi para mahasiswa penghuni asrama. “Setiap kali mahasiswa buat kegiatan atau memperingati hari-hari bersejarah orang Papua di kota studi Makassar, sering sekali ormas mendatangi asrama mengintimidasi dan menakut-nakuti mahasiswa,” katanya.
Kepala Seksi Humas Polrestabes Makassar, Wahid Bin Wahab, membenarkan bahwa ada sekelompok ormas yang mendatangi asrama mahasiswa Papua dan meminta mereka menurunkan bendera Bintang Kejora dari asrama setelah melihat ada pengibaran bendera di tempat itu. “Ya itu berbentuk bendera yang dikibarkan kemudian ada orang yang melihat dan terprovokasi sehingga mereka datang minta mahasiswa turunkan bendera saja. Tapi sampai saat ini sebenarnya tidak terjadi apa-apa, dan aparat kepolisian melakukan pengamanan dan pencegahan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi sampai saat ini aman,” kata Wahid Bin Wahab kepada awak media saat dikonfirmasi Sabtu (6/7/2024).
Menurut Wahid Bin Wahab, mungkin memang ada perbedaan pemahaman terkait bendera, tetapi dalam potongan spanduk yang bermotif Bintang Kejora yang dipotong lalu dipegang atau dikibarkan itu sama saja pengibaran bendera, karena bentuknya adalah bendera. “Jadi tidak ada pengepungan, hanya massa yang ingin menurunkan Bendera Bintang Kejora itu saja. Sekarang sudah aman tidak terjadi apa-apa,” katanya. (Malik)
0 Komentar