Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Farel Zidane Souhoka: Cerminan Toleransi dan Budaya di Pesparawi XIV Se-Tanah Papua

FAKFAK, Olemah.COM - Kisah inspiratif dan cerminan Budaya Satu Tungku Tiga Batu datang dari seorang anak muda bernama Farel Zidane Souhoka (17).

Farel Zidane Souhoka adalah peserta Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIV Se-Tanah Papua asal Kabupaten Fakfak, Papua Barat yang beragama Islam. Dengan penuh percaya diri, Farel tampil dan merepresentasikan kultur toleransi dalam keberagaman masyarakat Fakfak di ajang Pesparawi XIV.

Pelajar SMA Negeri 1 Fakfak ini tampil dalam grup paduan suara untuk kategori Musik Gerejawi Nusantara bersama anak-anak Fakfak lainnya. Keikutsertaan Farel dalam Pesparawi tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga Bupati Fakfak, Untung Tamsil, yang hadir langsung untuk menyaksikan Tim Pesparawi Kabupaten Fakfak di Kota Sorong.

"Saya sangat bangga bisa membawa nama Fakfak ke ajang Pesparawi. Tampil di panggung besar adalah impian saya sejak dulu," ujar Farel Zidane Souhoka kepada Awak Media di Fakfak, Provinsi Papua Barat, Kamis (27/6/2024).

Lelaki berdarah Ambon dan Fakfak ini mengatakan bahwa bakat menyanyinya sudah diketahui oleh orang tuanya sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). "Orang tua saya bilang, saya selalu aktif bernyanyi dan suka sekali tampil saat TK," kenangnya.

Bakatnya kembali diasah secara lebih matang sejak dirinya bergabung dengan kelompok atau grup paduan suara "Nemehma Quaer". "Cita-cita saya memang ingin masuk ke paduan suara Myristica Choir Kabupaten Fakfak yang sudah terkenal sekali," ujarnya.

Farel juga bercerita tentang adaptasinya dengan teman-teman yang berbeda agama dan bagaimana ia mulai belajar notasi lagu hingga suaranya dikelompokkan. "Saya tetap yakin karena punya bakat di situ (menyanyi atau olah vokal), maka ini tentu sudah jalan saya jadi tetap percaya diri, dan penerimaan dari teman-teman sangat baik kepada saya yang seorang Muslim," jelasnya.

Ia mengisahkan bagaimana selalu berlatih dan tidak pernah mempersoalkan perbedaan di antara mereka, karena semuanya satu anak-anak Fakfak. "Kemudian ada info atau kabar pembukaan Pesparawi maka kami daftar dan ikut masuk ke dalam Tim Pesparawi Kabupaten Fakfak," katanya.

Hari-hari mereka pun penuh dengan latihan menyanyi dan disiplin waktu. "Hingga sampai kami pada tahap audisi, diminta angkat nada dan pengelompokan suara. Waktu itu saya dapat di bass 1 tenor 2 atau bariton," ucap Farel.

Farel dan kawan-kawan akhirnya resmi dikukuhkan menjadi Tim Pesparawi Kabupaten Fakfak dan siap dikirim ke Sorong untuk mengikuti Pesparawi. "Kami berlayar naik kapal, dan di atas kapal suasana kekeluargaan itu semakin kental lagi, tanpa memandang perbedaan karena tujuan kami hanya satu, yakni membawa nama harum Kota Pala Fakfak," pungkasnya.

Motivasi untuk Generasi Muda

Sebagai seorang Muslim, Farel Zidane Souhoka menyampaikan pesan toleransi untuk sesama saudara di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. "Daerah yang kita tinggal terkenal akan keberagaman agama dan budaya, miniatur Indonesia ada di Fakfak. Di mana ada beragam suku dan agama hidup berdampingan di Fakfak, maka saya jadi contoh, saya Islam tapi saya bisa berpartisipasi pada ajang Pesparawi karena bakat dan prestasi," katanya.

Ia juga memberikan motivasi untuk teman-teman atau adik-adiknya yang memiliki bakat di bidang olah vokal untuk tetap berkarya, tidak minder, dan harus percaya diri. "Jangan mudah menyerah, kalau gagal sekali coba lagi dan coba lagi, sampai bisa. Kalau jatuh bangkit lagi, tidak boleh terus kita terpuruk untuk wujudkan mimpi," ucapnya.

Dengan semangat dan ketekunan, Farel Zidane Souhoka telah menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk meraih impian dan prestasi, melainkan sebuah kekuatan untuk mempererat tali persaudaraan dalam keberagaman. (Malik)


Posting Komentar

0 Komentar