Dalam sebuah pertemuan di ruang lobi Rektor Uncen, Nency, yang juga menjabat sebagai Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Bahasa Inggris, melaporkan rencana keberangkatannya ke AS. "Saya telah mempersiapkan segala hal, termasuk pengurusan surat tugas belajar sebelum berangkat," ungkap Nency.
Surat tugas belajar ini menjadi dasar bagi dosen untuk secara resmi mendapatkan izin melanjutkan studi S3 dari Rektor. Nency, yang sehari-hari mengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Uncen dan memimpin UPT Bahasa Inggris, menyadari bahwa belum banyak dosen perempuan asal Papua yang memiliki gelar doktor dari luar negeri.
Rektor Uncen, Oscar Wambrauw, menegaskan bahwa keberangkatan Nency pada tanggal 11 Juli 2024 menjadi inspirasi bagi dosen muda lainnya untuk berani melanjutkan studi ke luar negeri. Ia berharap semangat Nency Wompere ini tidak hanya meningkatkan kualitas akademik di Uncen, tetapi juga membuka jalan bagi dosen-dosen lainnya, terutama perempuan Papua, untuk mengejar pendidikan tinggi di kancah internasional.
"Semoga Bu Nency terus dapat menginspirasi lebih banyak dosen muda untuk melanjutkan studi ke luar negeri," harap Wambrauw.
Keberhasilan meraih beasiswa Fullbright tidaklah mudah. Dibutuhkan perjuangan dan kerja keras untuk bisa lolos seleksi yang ketat. Salah satu syarat penting adalah pengurusan Surat Tugas dengan rekomendasi dari pimpinan universitas agar proses keberangkatan dosen bersifat legal dan resmi.
Nency Wompere menjadi contoh nyata bahwa dengan dedikasi dan semangat tinggi, dosen perempuan asal Papua dapat mencapai prestasi akademik di tingkat internasional, membawa nama baik Uncen, dan berkontribusi pada pengembangan SDM di Indonesia.(Pace Redaksi)
0 Komentar