Yanda Walle, koordinator aksi penutupan akses jalan, mengungkapkan bahwa warga terpaksa menutup jalan karena buruknya drainase di sekitar lokasi bandara yang menyebabkan air menggenangi rumah-rumah mereka. "Sejak jam 04.00 pagi tadi kami palang jalan karena rumah warga penuh dengan air. Ini karena pembangunan yang tidak memperhatikan aspek drainase,” ungkapnya kepada media saat aksi berlangsung.
Menurut Walle, banjir yang menggenangi perumahan warga tersebut disebabkan oleh saluran air yang mengarah ke kali Bonto tersumbat, membuat aliran air tidak lancar. "Got yang mengalirkan air ke kali Bonto kecil sehingga air menggenangi rumah warga,” tambahnya.
Seorang warga lainnya mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung lama. Menurutnya, warga sudah pernah menyampaikan keluhan tersebut kepada pemerintah, namun belum ada tanggapan serius. "Kami akan tutup jalan ini sampai ada solusi dari pemerintah. Aksi ini bukan untuk minta bantuan tetapi supaya pemerintah memberikan solusi atas masalah drainase yang buruk ini,” tegasnya.
Awak media yang hadir menyaksikan sejumlah rumah warga di RT/RW 006/007 digenangi air setinggi lutut pria dewasa. Air bahkan masuk hingga ke dalam rumah-rumah. Selain persoalan drainase yang buruk, hujan yang terus menerus selama beberapa minggu terakhir turut memperburuk kondisi ini. Sampah yang menumpuk di beberapa lokasi hingga memenuhi selokan-selokan menyebabkan aliran air tersendat dan menggenangi rumah warga.
Warga berharap bahwa aksi ini akan memaksa pemerintah untuk segera mengambil tindakan dan memberikan solusi permanen atas masalah drainase yang telah lama mereka hadapi. (Kaki Abu)
0 Komentar