Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Port Moresby Menjadi Tuan Rumah Hari Pengungsi Sedunia 2024

Port Moresby,Olemah.com- Konferensi Wali Gereja Papua Nugini dan Kepulauan Solomon (CBCPNG dan SI) mengadakan peringatan Hari Pengungsi Sedunia pada Kamis (20/6/2024) di Kantor Utama CBCP PNG dan SI di Port Moresby. Acara ini dihadiri oleh perwakilan Imigrasi PNG, Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, dan para pengungsi dari Papua Barat yang menetap di Papua Nugini (PNG).

Dalam sambutannya, Steven Paniu, Petugas Perlindungan Senior dari Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi, menekankan pentingnya Hari Pengungsi Sedunia dan memaparkan data pengungsi di Papua Nugini. “Hari ini adalah Hari Pengungsi Sedunia, saat suara dan gambaran perang serta penderitaan bergema di seluruh dunia,” ujarnya. “Di PNG, kami terus menerima pengungsi atau pencari suaka yang memasuki perbatasan kami. PNG saat ini memiliki 13.800 pengungsi dan pencari suaka, serta sekitar 95.000 orang yang tergolong sebagai Internally Displaced Person (IDPs) di PNG.”

Paniu juga menyebutkan bahwa ada 11.009 penduduk Papua Barat yang hidup dalam kondisi miskin di PNG. Selain itu, ia menyoroti pentingnya kesadaran tentang peran pengungsi dalam masyarakat dan manfaat yang mereka bawa.

Acara ini juga menandai peluncuran lima bisnis yang dikelola dan dimiliki oleh masyarakat Papua Barat. Bisnis-bisnis tersebut meliputi pertanian Cyklop, perusahaan pertanian, layanan pembersihan dan binatu WESPA, layanan kayu bakar Makamo, dan layanan komputer Focos.

Data lain mengungkapkan bahwa sekitar 10.000 warga Papua Barat di Provinsi Barat, Papua Nugini, memperingati 40 tahun perjuangan dan kesulitan mereka sejak pertama kali tiba di PNG pada 1984. Minggu ini menandai perayaan 40 tahun sejak mereka mulai tinggal di PNG.

“Masyarakat Papua Barat di Stasiun Iowara, di Kamp Timur di Distrik North Fly, merayakan dengan damai pada Selasa (9/4/2024),” kata seorang saksi. Anak-anak, pria, dan wanita berkumpul di Stasiun Iowara di Kamp Awin Timur, pinggiran Kampung Drimdamesuk di sepanjang Sungai Fly, untuk merayakan hari jadi mereka yang ke-40 tahun.

Para pengungsi dari Papua Barat harus menunggu selama 30 tahun untuk menjadi warga negara PNG. Lebih dari seribu warga Papua Barat di Port Moresby, yang tinggal di pemukiman Rainbow, Hola, dan Wigan, baru memperoleh status warga negara PNG setelah hampir 40 tahun. Pengungsian terbesar warga Papua Barat terjadi pada April 1984, dengan sekitar 7.000 orang mengungsi pada waktu itu. Peristiwa serupa juga terjadi pada 1977, di mana banyak warga Papua Barat melintasi perbatasan ke PNG.

Posting Komentar

0 Komentar