Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Panggilan Emosional Dengan Air Mata dari Tentara Nasional Indonesia: Negara Harus Meminta Maaf kepada Warga Papua

Jakarta, Olemah.com - Sebuah pengakuan yang menggugah datang dari seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di perbatasan antara Papua Nugini (PNG) dan Indonesia. Dalam sebuah episode acara "Dedi Corbuzier Show", seorang TNI bernama Bobon dengan tersedu mengungkapkan bahwa negara Indonesia harus meminta maaf kepada warga Papua.

Bobon dengan penuh emosi menjelaskan bahwa ketidaksetaraan sosial ekonomi yang dialami oleh masyarakat Papua merupakan sebuah realitas yang memilukan. "Kenapa kita harus minta maaf? Karena kesetaraan sosial ekonomi tidak ada di Papua seperti di pulau Jawa dan pulau lainnya," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa gambaran yang sering digambarkan oleh artis atau politikus tentang kemajuan Papua hanyalah ilusi belaka. "Mereka hanya menggambarkan kebohongan ilusi buat kita semua seolah-olah Papua ini berkembang ketiga," tambah Bobon.

Dalam paparan yang menyentuh hati, Bobon menjelaskan betapa memprihatinkannya kondisi di perbatasan antara PNG dan Indonesia. Banyak warga yang kelaparan, pekerjaan tidak ada, uang tidak ada, dan sistem barter masih mendominasi kehidupan sehari-hari. Anak-anak terpaksa melakukan pekerjaan yang tidak pantas bagi usia mereka, seperti memetik ubi dan singkong untuk ditukar dengan makanan.

"Saya tidak tahu apakah ini sistemnya yang salah atau sengaja dimiskinkan. Tetapi kepolosan hati orang Papua menjadikan mereka seperti itu," ungkap Bobon dengan suara gemetar.

Pengakuan Bobon ini menjadi viral di media sosial setelah disiarkan dalam acara Dedi Dedi Corbuzier Show. Bobon menegaskan rasa malu dan kesedihannya karena negara sebesar Indonesia tidak mampu mengurus rakyatnya sendiri, terutama di Papua.

Ditanya mengapa baru sekarang ia mengungkapkan hal ini, Bobon mengatakan bahwa selama ini mereka hanya bisa berkoar-koar di media tanpa adanya perubahan yang nyata. Ia menyerukan agar pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih kepada Papua, bukan hanya dalam retorika tetapi juga dalam tindakan nyata untuk memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Papua.

"Papua harus diperlakukan sama seperti bagaimana Indonesia memperlakukan dirinya sendiri sebelum merdeka 50 tahun lalu. Negara Indonesia harus bertanggung jawab sepenuhnya," tandasnya dengan lirih.(Malik)


Posting Komentar

0 Komentar