Dalam aksi demonstrasi tersebut, para peserta menuntut agar KPU Jayawijaya menghentikan segala aktivitasnya karena dinilai merusak proses demokrasi pemilu. Mereka juga meminta agar KPU tidak lagi melakukan pleno pada malam hari, karena dianggap berpotensi menjadi skenario kecurangan untuk memuluskan kepentingan oknum tertentu dan merugikan suara murni rakyat di setiap 40 distrik di Jayawijaya.
"Hari ini KPU Jayawijaya bekerja secara sepihak. Hasil proleh suara dari tingkat distrik yang ditetapkan dalam pleno KPU Kabupaten Jayawijaya tidak sesuai dengan hasil proleh suara di lapangan," ujar Muin Asso, Koordinator lapangan dalam aksi tersebut.
Muin menegaskan bahwa masyarakat tidak menerima dan menolak dugaan kecurangan dalam pemilu. Mereka menuntut agar hasil proleh suara di lapangan yang seharusnya di-plenokan.
"Kami sudah mengikuti bahwa ada oknum yang bermain di belakang KPU Jayawijaya, sehingga hasil suara yang di-plenokan hanya memenangkan satu orang atau partai tertentu, meskipun suara partai lain di lapangan ada namun tidak diakomodir oleh pihak penyelenggara dan suara mereka dialihkan ke calon legislatif dan partai tertentu," ungkapnya.
"Mulai hari ini kami akan menjaga kantor KPU Jayawijaya. Kami duduk di sini menuntut suara rakyat Jayawijaya, dan kami tidak akan bubar sampai KPU menjawab dan mengembalikan hasil suara rakyat Jayawijaya," tambahnya.
Selain itu, massa juga meminta KPU Provinsi untuk mengambil alih tugas KPU Jayawijaya dalam melakukan pleno, karena menurut mereka KPU Jayawijaya sudah tidak lagi menjaga netralitasnya.
"Kami sudah tidak percaya lagi dengan KPU Jayawijaya saat ini. Hasil pleno yang mereka lakukan tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan," tegasnya.
"Bila perlu KPU Jayawijaya yang baru yang mengambil alih melakukan pleno, karena KPU yang sekarang sudah tidak benar dan memihak kepentingan oknum tertentu," pungkasnya.(Malik)
0 Komentar