Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Penyanderaan Pilot Susi Air di Nduga: Negosiasi yang Mandek

 

Wamena, Olemah.Com-Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan berita penyanderaan pilot Susi Air, Capt. Philip Mark Martens, yang telah ditawan selama setahun oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap III Ndugama-darakma. Penyanderaan tersebut terjadi sejak tanggal 7 Februari 2023 di Distrik Paroh Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunungan, atas nama Egianus Kogeya.

Meskipun pemerintah Indonesia telah berupaya keras untuk membebaskan pilot tersebut melalui pengiriman pasukan, upaya lobi, dan pembentukan tim negosiasi, namun semua upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan. Bahkan, beberapa korban jiwa telah jatuh baik dari masyarakat sipil maupun pihak keamanan.

Menurut Pembela HAM Papua, Theo Hesegem, proses negosiasi yang dilakukan sejauh ini kurang efektif karena dilakukan hanya dari satu pihak tanpa kesepakatan dari kedua belah pihak yang bersengketa. Theo Hesegem menekankan pentingnya keterlibatan tim negosiasi yang mewakili semua pihak terkait dengan komitmen untuk mencapai kesepakatan secara bersama-sama.

Perbedaan pandangan antara pemerintah Indonesia dan Egianus Kogeya, Panglima TPNPB Kodap III Ndugama, menjadi kendala utama dalam proses negosiasi. Egianus Kogeya terus menuntut pengakuan kedaulatan Papua Merdeka sebagai alasan penyanderaan, sementara pemerintah Indonesia melakukan pendekatan ekonomi dan kesejahteraan.

Ketidaksepakatan ini membuat proses negosiasi mandek, memperpanjang penderitaan pilot Susi Air dan meningkatkan risiko konflik bersenjata di wilayah tersebut. Hal ini juga mempersulit upaya intervensi dari masyarakat internasional atau Badan-badan Resmi seperti PBB.

Theo Hesegem juga menggarisbawahi pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan universal dalam penanganan konflik ini, serta menyerukan agar semua pihak menahan diri dari kekerasan yang dapat memperburuk situasi.

Meskipun demikian, Theo Hesegem tetap berharap agar proses negosiasi pembebasan pilot Susi Air dapat berjalan lancar dan berakhir dengan damai, tanpa mengorbankan masyarakat sipil atau kehormatan manusia. Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketenangan dan menawarkan saran serta kritik yang konstruktif dalam menyelesaikan konflik ini.

Kasus penyanderaan pilot Susi Air oleh TPNPB Kodap III Ndugama-darakma menjadi sebuah tantangan serius bagi pemerintah Indonesia dan seluruh masyarakat. Proses  negosiasi yang mandek menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan komprehensif untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Papua. (Malik)


Posting Komentar

0 Komentar