Enarotali, Olemah. Com - Seorang fotografer asal Rusia ditangkap oleh aparat keamanan dari kesatuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Enarotali, distrik Paniai Timur, kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada hari Senin (11/3/2024). Penangkapan tersebut terjadi di pertigaan jalan raya pasar Enarotali, saat sang fotografer sedang memotret aktivitas masyarakat di pasar sekitar jam 10.00 pagi.
Reaksi atas penangkapan ini pun meluas di kalangan masyarakat setempat. Banyak yang mengecam tindakan tersebut, di antaranya adalah rekan karib sang fotografer, Yuvin Mote. "Setelah mengetahui dan merasa tidak terima melihat teman saya diambil gambar saat sedang beraktivitas di pasar, anggota TNI langsung bergerak cepat, melarang, menangkap, dan membawanya ke markas mereka," kata Mote kepada suarapapua.com di Enarotali, Rabu (13/3/2024).
Mote menjelaskan bahwa rekannya adalah seorang fotografer khusus budaya, bukan wartawan atau aktivis HAM dari lembaga independen internasional. "Dia teman saya. Saya tahu betul dia punya pekerjaan itu fotografer, khususnya yang menyangkut dengan budaya saja. Tidak lebih. Jadi, tujuan dia ke Paniai ini mau merekam aktivitas agama budaya kita suku Mee yang masih ada sampai sekarang, yaitu agama ‘Bunaanii’ dari dekat," jelasnya.
Menurut Mote, tujuan rekannya mengambil gambar di pasar hanya untuk mengabadikan sebagai kenangan pribadi pernah berkunjung ke Paniai. "Sekarang salahnya dimana? Apakah karena dia bule, sehingga itu membuat terganggu? Sementara tujuan dia sendiri ke Paniai jelas," ujarnya agak kesal.
Selain itu, Mote juga menyoroti pembatasan akses informasi tentang tanah dan orang Papua yang terus dilakukan oleh negara. "Negara terus menerus membungkam segala akses informasi apapun tentang tanah dan orang Papua ke luar. Kenapa negara harus takut dan melarang? Heran sekali, setiap bule yang mau datang atau sudah di Papua selalu dibatasi dan aktivitas mereka dipantau ketat pakai alasan demi keamanan negara," tegasnya.
Meskipun sudah dibebaskan setelah beberapa jam pemeriksaan, kamera dan tripod sang fotografer masih ditahan. Yakobus Bunai, salah satu tokoh adat dan budaya Paniai, juga ikut mengecam penangkapan tersebut. "Dia datang untuk ambil foto atau video budaya suku Mee. Ini yang saya paling tidak suka, ada penangkapan begitu. Anak-anak tentara salah. Kenapa mau melarang? Kita punya budaya agama ‘Bunaanii’ itu orang luar banyak yang belum tahu," ungkap Bunai.
Penangkapan fotografer asal Rusia ini menjadi sorotan karena dianggap sebagai tindakan sewenang-wenang yang menghalangi upaya dokumentasi budaya lokal di Papua. Masyarakat berharap agar kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi di wilayah tersebut dapat dijamin lebih baik ke depannya. (Malik)
0 Komentar