Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Ketika Budaya Papua Dihargai Lebih Dari Sekadar Nilai Materi

 

Jayapura, Olemah.Com - Perjumpaan yang tak terduga di pinggir jalan dekat Saga Abepura membawa pelajaran berharga tentang penghargaan terhadap budaya Papua. Seorang penulis, Roberth Yewen, bercerita tentang pengalamannya yang menarik saat
sekelompok turis asing atau sering disebut "bule" lebih tertarik pada noken Papua daripada sekadar memperhatikan harganya.

Saat Yewen sedang dalam perjalanan menuju Saga Abepura, ia bertemu dengan seorang wanita yang sudah dikenalnya sejak lama, Mama Pikei. Keduanya mengobrol santai sambil melihat-lihat noken-noken yang dijual oleh Mama Pikei. Di tengah percakapan, sekelompok turis asing tiba dan mulai tertarik pada noken yang terbuat dari kulit anggrek.

Menariknya, para bule ini tidak hanya mempertanyakan harga noken, tetapi juga tertarik pada nilai budaya dan historis yang terkandung di dalamnya. Mereka mencari noken yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga memiliki nilai budaya yang kuat, mewakili warisan budaya Papua.

Pertemuan ini mengajarkan sebuah pelajaran berharga: bahwa noken bukanlah sekadar tentang harga, tetapi tentang budaya dan karya tangan yang mengandung sejarah dan nilai-nilai penting bagi masyarakat Papua. Para bule tersebut memperlihatkan penghargaan mereka terhadap kerajinan tangan Mama-mama Papua dan kekayaan budaya yang diwariskan melalui karya-karya tersebut.

Bagi masyarakat Papua, noken bukan hanya sekadar sebuah barang dagangan, tetapi juga merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mereka memandang noken sebagai simbol budaya dan tradisi yang harus dijaga dan dihargai, bukan sekadar sebagai objek perdagangan.

Pengalaman ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menghargai budaya dan tradisi lokal, serta membuka mata kita untuk melihat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sebuah noken mungkin hanya sehelai kain bagi sebagian orang, tetapi bagi masyarakat Papua, itu adalah jalinan kisah panjang dan kehidupan yang harus dilestarikan. (Malik)


Posting Komentar

0 Komentar