Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Penderitaan di Atas Tanah Leluhur Bangsa Papua, Suasana Natal Terasa Berbeda dari Tempat Lain

 

Yahukimo. Olemah.com - 25 Desember 2023 - Natal tahun ini membawa suasananya sendiri bagi masyarakat Papua, terutama di tengah penderitaan yang masih melingkupi tanah leluhur bangsa. Meskipun sejumlah daerah di Indonesia merayakan Natal dengan sukacita dan kehangatan, kondisi di Papua menciptakan realitas yang berbeda.

Di beberapa wilayah,  Lapago kekerasan dan ketegangan masih menjadi bagian dari keseharian
masyarakat Papua. Konflik yang berkepanjangan dan ketidakpastian keamanan
menyebabkan penderitaan yang mendalam bagi banyak keluarga. Natal, Tahun 2023  yang seharusnya menjadi
momen kebersamaan dan kebahagiaan, di atas tanah leluhur bangsa Papua, membawa
nuansa duka yang sulit disamarkan dan di lupakan.

Banyak keluarga yang terpisah oleh konflik, anak-anak yang
terputus dari pendidikan, dan masyarakat yang hidup dalam kekhawatiran setiap
hari. Natal di Papua bukan hanya tentang pohon cemara dan kado, tetapi juga
tentang keinginan mendalam untuk perdamaian dan keadilan.

Pendeta Yohan Tabuni  dari
sebuah gereja lokal menyampaikan pesan kasih dan harapan kepada jemaatnya,
meskipun dia sendiri merasakan beban berat dari penderitaan yang melanda Umatnya.
"Kita berdoa agar Natal membawa terang dan kedamaian. Tetapi kami juga
tidak bisa mengabaikan kenyataan sulit dan pahit yang kita hadapi di Papua.
Mari bersama-sama berjuang untuk perdamaian dan hak asasi manusia yang
adil," ujarnya.

Di tengah penderitaan ini, beberapa organisasi kemanusiaan dan
relawan bekerja keras untuk memberikan Penjelasan Kepada Publik dan Dunia ini namun
selalu membungkam salah satunya saudara Hariz Hasar dan kawan-kawannya  yang ditahan sampai saat. Bagaimana merasakan arti
se sunggunya Natal itu bagi mereka yang merasakan pahitnya konflik.

Suasana Natal yang terasa berbeda di tanah leluhur bangsa Papua menjadi panggilan bagi semua pihak untuk bersatu dalam usaha menciptakan perdamaian yang berkeadilan. Semoga, di masa depan, Natal di Papua dapat dirayakan dengan sukacita dan kebebasan, tanpa bayang-bayang penderitaan yang masih menyelimuti mereka pada hari ini. (Paresue)

Posting Komentar

0 Komentar