Banjir ini terjadi sekitar pukul
4.00 waktu Indonesia Timur Rabu Pagi
hingga Pukul 12.00 waktu Indonesia siang hari menurut salah satu warga Marten
Haluk yang rumahnya ikut terendam kepada awak media di wamena.
Setelah meningkatkan risiko banjir, dan sayangnya,
tingginya tingkat buangan sampah sembarangan menjadi faktor utama dalam
meluasnya dampak bencana ini. Sampah-sampah yang menumpuk di saluran air dan
selokan mempersempit aliran air, mengakibatkan genangan air di sejumlah titik.
Pemerintah daerah segera merespons
dengan mengirimkan tim pemadam kebencanaan dan relawan untuk memberikan bantuan
kepada warga yang terdampak. Evakuasi penduduk yang tinggal di daerah rawan
banjir juga dilaksanakan guna memastikan keselamatan mereka.
Kepala Daerah Jayawijaya, dalam
pernyataannya, mengungkapkan keprihatinan atas kurangnya kesadaran masyarakat
terkait penanganan sampah. Ia menekankan perlunya perubahan perilaku dalam
membuang sampah serta menjaga kebersihan lingkungan demi menghindari bencana
serupa di masa mendatang.
Pihak berwenang setempat meminta
partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
penanganan dampak bencana. Selain itu, mereka juga menyoroti pentingnya edukasi
dan peningkatan kesadaran akan dampak negatif dari perilaku membuang sampah
sembarangan.
Dalam situasi ini, para ahli
lingkungan juga mengingatkan bahwa perubahan iklim dapat memperparah risiko
banjir di berbagai wilayah. Oleh karena itu, upaya bersama dalam menciptakan
lingkungan yang bersih dan aman menjadi sangat krusial untuk menghadapi tantangan
masa depan.( olemah)
0 Komentar