Artikel diedit dan dipublikasikan oleh Redaksi Olemah pada tanggal 27 Mei 2023
BANDUNG, LELEMUKU.COM - Anggota DPRD Jawa Barat Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Waras Wasisto menyebut partainya menargetkan Ganjar Pranowo mendapatkan 50 persen suara di wilayahnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Meskipun elektabilitas Ganjar cenderung menurun, mereka optimis Ganjar bisa melampaui perolehan Jokowi di provinsi tersebut pada Pilpres 2019.
Waras menyatakan dirinya mendapat tugas dari PDIP untuk meraih kemenangan di provinsi yang jumlah pemilihnya menjadi salah satu yang terbesar secara nasional itu. Dia menilai kemenangan di Jawa Barat sangat penting.
"Jawa Barat itu 36 juta pemilih, kalau dikalkulasikan, itu kurang lebih 10-20 persen suara nasional. Jawa Barat menjadi provinsi sangat urgen dan sangat penting untuk kandidat siapapun, termasuk kandidat kami PDI Perjuangan," ujar Waras dalam diskusi publik di LPI di Jakarta Selatan, Jumat, 26 Mei 2023.
Waras menyebut pada Pilpres 2019, pasangan Jokowi - Ma'ruf amin yang diusung PDIP berhasil meraih suara hingga 40,7 persen di Jawa Barat. Hal itu membuat mereka optimistis Ganjar Pranowo akan meraih suara lebih tinggi pada Pilpres 2024.
"Kita kalkulasi saja 50 persen sudah luar biasa, kalau fifty-fifty aja itu luar biasa. Maka kami yakin sudah memenangkan pertarungan," kata Waras.
Masyarakat Jabar diklaim sambut Ganjar lebih hangat dibanding ketika sambut Jokowi
Optimisme itu, menurut Waras, muncul karena mereka melihat ada perbedaan yang muncul saat pertama kali Ganjar melakukan safari politik ke Jawa Barat dibanding saat Jokowi blusukan ke daerah yang sama pada Pilpres 2014. Menurut Waras yang menjadi tim pemenangan PDIP di Pilpres 2014, Jokowi tak mendapat sambutan sehangat Ganjar.
"Misalnya ketika dalam satu hari, 24 jam di Bandung itu hampir tiap hari (Ganjar) tidak beristirahat (karena bertemu relawan). Acara tidak dikondisikan, acara natural saja, misalnya acara seni, ketemu pemerhati budaya Sunda," kata Waras.
Menurut Waras, hal itu bisa terjadi lantaran kinerja Jokowi selama menjabat sebagai Presiden dirasakan oleh masyarakat Jawa Barat. Sehingga, Ganjar yang dinilai sebagai sosok penerus Jokowi dianggap bisa membawa kesejahteraan yang sama.
Setelah mendapatkan mandat dari PDIP sebagai bakal calon presiden, Ganjar Pranowo, telah melaksanakan safari ke sejumlah daerah. Selain Jawa Barat, Gubernur Jawa Tengah itu juga tercatat sudah mengunjungi beberapa tempat di Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sumatera Selatan.
Dalam safari politiknya, Ganjar juga menyempatkan hadir ke kantor-kantor Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di daerah tersebut. PPP sebelumnya juga telah mendeklarasikan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi bakal calon presiden pada Pilpres 2024.
Elektabilitas Ganjar turun
Meskipun rajin melakukan safari politik, sejumlah lembaga survei justru menyebut elektabilitas Ganjar saat ini dalam tren negatif alias turun. Ganjar bahkan berhasil disalip oleh bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebut turunnya elektabilitas Ganjar disebabkan tiga faktor. Pertama, masyarakat menilai Ganjar sebagai penyebab gagalnya pergelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Pria yang identik dengan rambut berwarna putih itu, bersama Gubernur Bali I Wayan Koster yang juga kader PDIP, sebelumnya memang menyuarakan penolakan kehadiran Timnas Israel di Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Penolakan itu membuat FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah.
Faktor kedua, menurut LSI, masyarakat menilai Ganjar sebagai petugas partai. Hal itu dinilai melemahkan posisi Ganjar.
"Ini membuat Ganjar tidak kuat karena keputusan Ganjar harus meminta surat tugas ke Ketum Partai. Bahkan ada presespsi yang menyebut Ganjar boneka partai," kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby dalam pemaparannya, jumat pekan lalu, 19 Mei 2023.
Ketiga, Ganjar Pranowo dinilai gagal mengatasi masalah kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah yang dia pimpin. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Tengah menjadi daerah termiskin kedua di Indonesia saat ini.
Padahal menurut Adjie, penanganan kemiskinan merupakan isu penting dan prioritas. Sehingga sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode, Ganjar Pranowo dianggap gagal menangani isu kemiskinan. (Tempo)
0 Komentar