Asia Artikel diedit dan dipublikasikan oleh Berita Olemah pada tanggal 15 Mei 2023
TOKYO, LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi, Sabtu (13/5), menyatakan keprihatinannya terkait peningkatan kerja sama militer Rusia dan China di Asia. Ia menegaskan situasi keamanan di Eropa tidak dapat dipisahkan dari situasi di kawasan Indo-Pasifik sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina.
Hayashi mengatakan perang Rusia di Ukraina telah “mengguncang fondasi tatanan internasional,” maka masyarakat internasional harus memberikan tanggapan bersama. Ia mengatakan hal tersebut pada pertemuan menteri luar negeri Eropa dan Indo-Pasifik di Swedia.
“Jika tidak, tantangan serupa akan muncul di wilayah lain dan tatanan yang ada yang telah menopang perdamaian dan kemakmuran kita dapat dibatalkan secara fundamental,” kata Hayashi.
Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines bersaksi di depan sidang Komisi Angkatan Bersenjata Senat AS tentang "ancaman di seluruh dunia" di Gedung Capitol, Washington, DC, Kamis 4 Mei 2023.
Jepang dengan tegas mendukung posisi Ukraina dalam perang perang tersebut. Namun, China mengatakan pihaknya tetap netral sambil menyatakan hubungan "tanpa batas" dengan Moskow. Beijing bahkan menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) karena memprovokasi konflik tersebut.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengunjungi Ibu Kota Ukraina, Kyiv, pada bulan Maret bersamaan dengan pertemuan Presiden China Xi Jinping dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.
Hayashi menuduh Beijing "melanjutkan dan mengintensifkan upaya sepihaknya" untuk mengubah status quo di laut China Timur dan Selatan dengan paksa dan meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan.
“Selain itu, China dan Rusia memperkuat kerja sama militer mereka, termasuk penerbangan bersama pengebom mereka dan latihan angkatan laut bersama di sekitar Jepang,” kata Hayahshi.
China, yang mengklaim sebagian besar Laut China Selatan serta pulau-pulau yang dikuasai Jepang di Laut China Timur, mengatakan memiliki hak untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan pembangunannya.
Hayashi juga memperingatkan adanya aktivitas Korea Utara dalam "meningkatkan provokasi" di wilayah tersebut dengan melakukan peluncuran rudal balistik "dengan frekuensi dan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Dia bergabung dengan puluhan menteri dari Uni Eropa dan kawasan Indo-Pasifik untuk pertemuan di utara Ibu Kota Swedia. China tidak diundang ke pembicaraan tersebut.
“Sejak agresi Rusia ke Ukraina, situasi keamanan di sini di Eropa dan situasi keamanan di Pasifik tidak dapat dipisahkan,” ujar Hayashi saat tiba. (VOA)
0 Komentar