Artikel diedit dan dipublikasikan oleh Redaksi lelemuku pada tanggal 27 April 2023
NAYPYIDAW, LELEMUKU.COM - Mantan Sekjen PBB Ban Ki-Moon menyerukan diakhirinya kekerasan di Myanmar setelah bertemu dengan junta Myanmar.
Ban bertemu dengan kepala junta Min Aung Hlaing dan mantan presiden reformis, Thein Sein, pada pekan ini dalam apa yang dilihat sebagai misi perdamaian ke negara yang dilanda perselisihan itu.
Ban bertemu dengan kepala junta Min Aung Hlaing dan mantan presiden reformis, Thein Sein, pada pekan ini dalam apa yang dilihat sebagai misi perdamaian ke negara yang dilanda perselisihan itu.
"Saya datang ke Myanmar untuk mendesak militer segera menghentikan kekerasan, dan memulai dialog konstruktif di antara semua pihak terkait," kata Ban seperti dikutip Reuters, Selasa, 25 April 2023, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh ‘The Elders’.
IMG-20230409-170401-329
The Elders adalah sebuah kelompok mantan pemimpin global. Ban jadi wakil ketua dalam grup itu.
Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola negara melaporkan, Ban dan Min Aung Hlaing "bertukar pandangan tentang kemajuan terbaru Myanmar dan dengan ramah mendiskusikannya dengan sikap yang konstruktif".
Myanmar berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.
Para jenderal berjuang untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan berperang di berbagai front melawan pemberontak etnis minoritas dan gerakan pro-demokrasi bersenjata.
Kunjungan mendadak pada Minggu atas undangan militer. Ban, yang merupakan warga Korea Selatan, mendesak para jenderal untuk bertindak berdasarkan konsensus perdamaian yang disepakati pada 2021 dengan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Ban memperingatkan bahwa mengadakan pemilu dalam kondisi saat ini berisiko menimbulkan kekerasan dan perpecahan lebih lanjut. “Hasilnya tidak diakui oleh rakyat Myanmar, ASEAN, dan komunitas internasional yang lebih luas".
Min Aung Hlaing mengatakan pada Februari bahwa pemilihan multi-partai harus diadakan "sesuai keinginan rakyat". Dia tidak memberikan batas waktu.
Ban melakukan beberapa perjalanan ke Myanmar dengan PBB sebelum transisi tentatif dimulai pada 2011 setelah lima dekade pemerintahan militer, mendukung reformasi politik dan ekonomi di bawah pensiunan jenderal Thein Sein yang dibatalkan oleh kudeta.
Sejauh ini belum ada tanda-tanda akan berakhirnya kekerasan di Myanmar. Lebih dari 100 orang tewas pada 11 April dalam serangan udara oleh militer di sebuah desa, menurut aktivis oposisi dan media.
Suu Kyi menjalani hukuman 33 tahun penjara karena berbagai pelanggaran yang dia bantah dan partainya telah dibubarkan.(Tempo)
0 Komentar