Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Pulau Clipperton, Sebuah Kisah Kelam tentang Kekuasaan dan Kekerasan Koloni di Pasifik

 Artikel diedit dan dipublikasikan oleh Berita Terbaru pada tanggal 17 Maret 2023

PARIS, LELEMUKU.COM - Pulau Clipperton mungkin terdengar asing bagi banyak orang, tetapi pulau kecil yang terletak di Pasifik Timur ini menyimpan sejarah kelam yang sangat menarik untuk diketahui. Terletak di Samudra Pasifik, pulau ini pernah menjadi pusat perburuan guano, yaitu kotoran burung yang digunakan sebagai bahan pupuk, pada abad ke-19. Namun, Pulau Clipperton kemudian menjadi saksi dari sebuah tragedi kemanusiaan yang tidak dapat dilupakan.

Pada awal abad ke-18, pulau ini ditemukan oleh seorang bajak laut Inggris bernama John Clipperton, yang kemudian memberikan nama pada pulau tersebut. Pada tahun 1858, Prancis mengklaim pulau ini sebagai wilayahnya dan membangun sebuah stasiun penangkapan ikan di sana.

Stasiun penangkapan ikan ini dikelola oleh perusahaan berbasis di Meksiko dan dilakukan oleh pekerja-pekerja yang disebut "pacificadores" yang sebagian besar berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Mereka bekerja dalam kondisi yang sangat buruk dan sering kali disiksa dan dihukum dengan cara yang sangat kejam oleh manajer mereka.

Pada tahun 1914, setelah terjadinya beberapa pemberontakan pekerja dan krisis pasokan makanan, manajer stasiun tersebut memutuskan untuk meninggalkan pulau dan meninggalkan pekerja-pekerja di sana tanpa makanan, air, atau obat-obatan. Hanya sedikit yang berhasil selamat dari tragedi ini, dengan sekitar 100 orang meninggal karena kelaparan, dehidrasi, dan penyakit.

Namun, tragedi ini bukanlah satu-satunya kejadian yang menyeramkan di Pulau Clipperton. Ada kisah tentang Victoriano Alvarez, seorang penjaga mercusuar yang menjadi Raja Clipperton dan memerintah dengan kekejaman selama setahun. Alvarez menjadikan kaum wanita di pulau tersebut sebagai pemuas nafsunya, memukul dan membunuh sesuka hatinya. Tidak ada orang yang mampu menghentikannya, dan keadaan semakin parah seiring berjalannya waktu.

Namun, pada tahun 1917, ada seseorang yang berani mengambil tindakan untuk menghilangkan Alvarez dari muka bumi. Dia dan anaknya berniat membunuh Alvarez, dan berhasil melakukannya ketika Alvarez sedang santai di pondoknya. 

Setelah Alvarez tewas, keadaan di Pulau Clipperton menjadi lebih baik. Ketika kapal tentara Amerika tiba di pulau tersebut, mereka terkejut melihat kondisi orang-orang yang kurus kering dan tanpa gizi, tetapi merasa senang karena berhasil terbebas dari siksaan Alvarez.

Setelah insiden ini, pulau ini menjadi tidak berpenghuni dan ditinggalkan selama beberapa dekade. Pada tahun 1944, Amerika Serikat mengambil alih kendali pulau ini dan menggunakannya sebagai basis angkatan laut selama Perang Dunia II. Namun, setelah perang berakhir, pulau ini ditinggalkan lagi dan menjadi tidak berpenghuni.

Hingga saat ini, pulau Clipperton masih diklaim oleh Prancis dan tetap tidak berpenghuni. Kondisi lingkungan di pulau ini sangat buruk, dengan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan yang tinggi akibat aktivitas manusia di masa lalu. Pulau Clipperton tetap menjadi salah satu tempat yang paling terpencil dan tidak dihuni di dunia, dengan sejarah kelam yang tidak terlupakan. (Evu)

Posting Komentar

0 Komentar