Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

Hari Pertama Layar Tancap Akar Rumput Putar 5 Film

 Artikel diedit dan dipublikasikan oleh admin lelemuku pada tanggal 29 Maret 2023

JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Pemutaran film komunitas “Layar Tancap Akar Rumput” hari pertama, berlangsung di Rumah Bakau, Entrop, Jayapura (28/3).

Ada 4 film yang diputar, yakni Demianus Wasage’s Journey Touch The Heart of Papua Land, Cendramati, Antara Hutan, Masyarakat Adat dan Perusahaan, Senja di Tanah Belik dan Wompits.

Screening film Layar Tancap Akar Rumput menjadi ajang untuk menampilkan pertama kali dua orang sutradara muda sekaligus film pertama garapannya. 

Dua judul film yang ditayangkan untuk pertama kali (premiere) yakni Cendramati karya Ardhia F Thamrin dan Wompits karya Fachri Matlawa.

Film Cendramati karya Ardhia berdurasi 12 menit mengangkat fenomena ancaman kepunahan burung cendrawasih dan perburuan liar yang masih terus berlanjut. Film ini diproduseri oleh Iam Murda dan diproduksi oleh Indonesia Art Movement.

Setelah pemutaran film Cendramati dilakukan aksi tandatangan diatas spanduk oleh para pegiat film dan filmmaker yang hadir sebagai bentuk dukungan terhadap aksi penyelamatan lingkungan khususnya perlindungan terhadap burung cendrawasih.

“Film ini memiliki pesan moral yang sangat kuat dan memantik diskusi yang mendalam. Kami pegiat film di Kota Jayapura tentunya mendukung rekan - rekan aktivis lingkungan dengan cara filming, dan menyuarakannya melalui pemutaran film dan diskusi dalam komunitas,” terang Yulika Anastasia, koordinator kegiatan.

Sementara, film Wompits karya Fachri Matlawa, berdurasi 5 menit merupakan film tari. Film ini terinspirasi dari cerita mistis pengukir Asmat tentang aturan yang dilanggar berakibat malapetaka untuk mereka. 

“Ini merupakan film pertama saya. Atas dukungan dari rekan - rekan komunitas, saya berani menampilkan karya ini untuk diputar dan didiskusikan,” ungkap Fachri.

Lebih lanjut Fachri mengatakan film Wompits ia kerjakan bersama beberapa beberapa temannya dengan lokasi syuting di salah satu asrama mahasiswa di Kota Jayapura. (Imaji Papua)

Posting Komentar

1 Komentar

Anonim mengatakan…
tingkatkan film terbaik anak negri timur