Berita Terbaru

6/recent/ticker-posts

2500 Warga Kota Jayapura Mengungsi Pasca Gempa Bumi 5.4 dan Puluhan Gempa Susulan

  Artikel diedit dan dipublikasikan oleh Berita Terbaru pada tanggal 11 Februari 2023

JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Akibat gempa bumi dengan magnitudo 5,4 mengguncang wilayah Kota Jayapura, Provinsi Papua pada Kamis (9/2/2023) membuat sebanyak 2.500 jiwa warga yang terpaksa mengungsi karena khawatir akan adanya gempa susulan, ancaman tsunami dan runtuhan bangunan.


Menurut Penjabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Robby Awi, para pengungsi tersebar di 15 titik dan hanya lima di antaranya yang sudah memiliki tenda pengungsi. 

Tim tanggap darurat melaporkan bahwa para pengungsi saat ini membutuhkan makan, minum, dan kebutuhan anak.

"Sementara kebutuhan dasar para pengungsi diantaranya makan minum dan pakaian, telah tercukupi," kata dia usai rapat Evaluasi hari ke 2 Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi di Kantor Walikota Jayapura pada Jumat 10 Februari 2023 malam.

Untuk memenuhi kebutuhan makan bagi para pengungsi, saat ini sudah ada satu dapur umum di Kantor Dinas Sosial Provinsi Papua. TNI juga sedang membuat dapur umum di pembekalan angkutan dan Kodim 172/Jayapura. Satuan Brimob Polda Papua juga berencana membantu membuat dapur umum.

Awi juga menyatakan jumlah kerusakan adalah 29 bangunan terdiri dari sekolah, bangunan pemerintah, rumah sakit dan rumah warga.

Sebelumnya Pemerintah Kota Jayapura telah menetapkan status tanggap darurat bencana usai gempa tersebut selama 21 hari, yaitu sejak 9 Februari hingga 1 Maret 2023. 

Mewakili Pj Wali Kota Jayapura Frans Pekey, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tetap tenang serta tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Terutama terkait gempa yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif ini.

Dia juga mengajak warga kota Jayapura di 5 distrik, 25 kelurahan dan 14 kampung, khususnya di Distrik Jayapura Utara dan Jayapura Selatan agar selalu waspada. Serta meminta kepala distrik dan lurah untuk membuka halaman kantor mereka sebagai tempat pengungsian bagi warga.

"Sebab gempa yang terjadi tidak dapat diketahui oleh siapapun, termasuk prediksi kapan terjadinya dan kapan gempa akan berakhir," ujar dia. (Albert Batlayeri)

Posting Komentar

0 Komentar