Artikel diedit dan dipublikasikan oleh Berita Terbaru pada tanggal 24 Januari 2023
SORONG, LELEMUKU.COM - Kasus penganiayaan hingga pembakaran yang mengakibatkan 1 orang meninggal dunia dan 2 orang mengalami luka bakar di Jalan Basuki Rahmat, Kompleks Kokoda Km 8, Kota Sorong, Papua Barat Daya pada Selasa, 24 Januari 2023 pagi hari menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat.
Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kota Sorong yang terdiri dari Walikota Sorong, Kapolresta Sorong Kota, Dandim 1802 Sorong, Kepala Kejaksaan Negeri Sorong, dan Ketua Pengadilan pada pukul 11.40 WIT mengadakan pertemuan untuk membahas peristiwa tragis tersebut.
Pj. Walikota Sorong George Yarangga, A.Pi., MM menyatakan bahwa menurut informasi yang diterimanya para pelaku penganiayaan menduga korban hendak melakukan penculikan anak.
Akibat kejadian yang mengakibatkan 1 orang meninggal dan 2 orang ikut terbakar saat melerai massa ini Pemkot Sorong akan memberikan bantuan bagi ketiga korban. Sekda beserta OPD terkait juga akan segera mengecek korban di rumah sakit.
Yarangga juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan hakim sendiri tanpa mendapat informasi yang valid.
"Pemerintah Kota turut berdukacita atas peristiwa ini. Kami akan memberi bantuan bagi ketiga korban dengan mengecekdi RS, membebaskan biaya pengobatan dan memberikan santunan. Kami juga menghihimbau kepada semua masyarakat Kota Sorong agar jangan melakukan kegiatan main hakim sendiri tanpa mendapat informasi yang valid," kata dia.
Hal senada disampaikan Kapolres Sorong Kota, Kombespol Happy Perdana Yudianto.,S.I.K.,M.H yang menyatakan bahwa akhir-akhir ini banyak isu penculikan anak yang ternyata hanya hoax. Sebab belum ada laporan penculikan anak yang masuk ke laporan polisi.
"Kami mengihimbau bagi masyarakat bahwa Jangan main hakim sendiri, serahkan ke kepolisian Jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi. Warga masyarakat diharapkanuntuk tetap waspada, tidak usah resah atau khawatir karena kepolisian rutin melaksanakan patroli di sekolah-sekolah demi keamanan siswa. Juga kepada orang uta untuk selalu waspada," kata dia.
Dikatakan, saat kejadian personil yang ada dilapangan sangat terbatas dengan jumlah massa yanga ada. Hal ini mengakibatkan kejadian tersebut terjadi.
"Massa terlalu banyak dan senjata api tidak dapat kami digunakan sembarangan. Karena ada protap yang berlaku," jelas dia.
Terkait insiden hari ini, kepolisian akan melakukan tindakan hukum bagi para pelaku pembakaran, sebab nama-nama para pelaku sudah dikantongi dan sementara dalam proses pengejaran.
"Ada 2 sampai 3 orang yang sedang dalam pengejaran. Kami saat ini fokus kepada pelaku penyiraman dan pematik api," papar Kapolres.
Pihaknya juga telah menangkal upaya penyebaran isu hoax penculikan anak ini dengan memerintahkan anggotanya dari Kapolsek hingga babinkamtibmas untuk turun dan memberikan informasi.
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 06.00 WIT, saat seorang wanita paruh baya yang digenal merupakan orang dengan gangguan jiawa (ODGJ) dituduh sebagai pelaku penculikan anak oleh massa yang menemukannya saat berjalan di Kompleks Kokoda Km 8.
Tanpa basa-basi, massa langsung menghajar dan memukul korban hingga babak belur, kemudian membuka pakaian korban hingga tubuh bagian atas telanjang tanpa sehelai kain pun. Setelah itu, massa menyiram bensin ke sekujur tubuh korban lalu membakarnya.
Korban yang mengalami gangguan mental ini terbakar. Beberapa warga yang ada di sekitar kejadian sempat menolong korban dengan menyiram air untuk memadamkan api yang sedang menyala di tubuh korban.
Namun sayangnya, setelah diberikan pertolongan medis di Rumah Sakit Sele Be Solu, nyawa korban tidak dapat tertolong lantaran korban mengalami luka bakar 90 persen. (Albert Batlayeri)
0 Komentar