Artikel diedit dan dipublikasikan oleh Redaksi lelemuku pada tanggal 01 Januari 2023
BEIJING, LELEMUKU.COM - Presiden Xi Jinping menyatakan China menghadapi tantangan berat saat memasuki fase baru dalam menghadapi gelombang Covid-19. Dalam pidato Tahun Baru 2023 pada Sabtu, 31 Desember 2022, Xi Jinping mengomentari soal gelombang kasus baru yang tak terduga dari pencabutan kebijakan nol-Covid pada 7 Desember 2022.
Xi Jinping mengatakan ekonomi China tetap tangguh setelah tahun yang sulit dengan pertumbuhan yang terpukul oleh penguncian COVID-19. Pasar properti turun dan sektor teknologi terhuyung-huyung akibat tindakan keras peraturan.
“Ekonomi Tiongkok tetap menjadi yang terbesar kedua di dunia dan menikmati perkembangan yang baik. PDB sepanjang tahun diharapkan melebihi 120 triliun Yuan (US$ 17,4 triliun)”, katanya. Ia mematok pertumbuhan tahun ini sekitar 4,4 persen karena PDB untuk 2021 baru-baru ini direvisi menjadi 114,9 triliun Yuan.
Dengan dibukanya negara itu setelah kebijakan nol-Covid selama tiga tahun terakhir, Xi Jinping memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan pulih tahun depan. Namun awal tahun masih menjadi masa yang cukup berat.
Pertumbuhan kuartal pertama akan terpukul oleh rekor gelombang kasus COVID-19 yang sedang berlangsung di seluruh negeri setelah pelonggaran pada 7 Desember 2022. Gelombang kedua yang lebih kecil diperkirakan setelah liburan tahunan tahun baru China pada akhir Januari. Pada Sabtu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) resmi, yang mencerminkan aktivitas pabrik, turun untuk bulan ketiga, menandai kontraksi paling tajam sejak dimulainya pandemi.
Dalam pidatonya, Xi Jinping juga mengatakan cahaya harapan tepat di depan kita saat China menghadapi ledakan kasus Covid-19 setelah pencabutan pembatasan secara tiba-tiba."Pencegahan dan pengendalian epidemi sedang memasuki fase baru. Semua orang bekerja dengan tegas, dan secercah harapan ada di depan kita," kata Xi Jinping.
Itu adalah kedua kalinya ia mengomentari merebaknya wabah pekan ini. Pada Senin, dia menyerukan langkah-langkah untuk melindungi kehidupan orang secara efektif.
China pada hari Sabtu melaporkan lebih dari 7.000 infeksi baru dan satu kematian terkait dengan Covid dari populasinya yang berjumlah 1,4 miliar. Jumlah kasus yang dilaporkan, dicurigai tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Pihak berwenang telah mengumumkan akan mengakhiri karantina wajib pada saat kedatangan bagi para pelancong yang memasuki China mulai 8 Januari 2023. China mengizinkan penduduknya bepergian ke luar negeri, setelah tiga tahun dikunci di dalam negeri.
Beberapa negara yang khawatir akan merebaknya virus Corona dari China, memberlakukan aturan ketat. Beberapa negara Eropa termasuk Prancis dan Italia, serta Amerika Serikat dan Jepang, mengumumkan akan mewajibkan tes negatif dari penumpang yang datang dari China. Negara terbaru yang menerapkan aturan serupa adalah Kanada. Maroko melangkah lebih jauh, mengumumkan bahwa mereka melarang semua pelancong yang masuk dari China, terlepas dari kebangsaannya. (Tempo)
0 Komentar