Artikel diedit dan dipublikasikan oleh Redaksi lelemuku pada tanggal 24 Oktober 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjamin semua negara anggota G20 dan tamu undangan memberikan respons positif mengenai kehadirannya di konferensi tingkat tinggi di Bali, termasuk Rusia dan Ukraina yang masih dilanda perang. Namun dia memahami tantangan masing-masing yang dihadapi, baik oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atau pun Pemimpin Rusia Vladimir Putin.
Sejauh ini tidak ada satu pun yang menyampaikan respons sangat negatif. Negatif dalam artian dia sudah kirim nota mengatakan tidak datang. Itu belum ada. Semuanya positif, ada yang sudah memberikan nota diplomatik mengkonfirmasikan kehadiran, tetapi ada juga yang, walaupun dia tidak kirim nota diplomatik, tetapi kita tahu bahwa dia akan hadir," kata Retno Marsudi saat wawancara khusus dengan Majalah Tempo, Jumat, 21 Oktober 2022.
Khusus untuk Zelensky, Retno memberi perhatian bahwa Presiden Ukraina itu belum pernah menghadiri acara internasional sejak awal perang secara tatap muka. Karena itu, dia masih menunggu kepastian bentuk kehadiran Zelensky apakah secara virtual atau in person.
KTT G20 dengan format tatap muka akan diadakan di Bali, pada 15 dan 16 November 2022. Fokus presidensi Indonesia tahun ini adalah pemulihan ekonomi global paska-pandemi, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.
Namun, pertemuan kepala negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Rusia Ukraina. Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri, beberapa negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam dengan keras invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi.
Retno mengaku telah mengantisipasi bahwa isu Ukraina akan muncul di KTT G20. Sebab, misalnya dalam masalah krisis pangan, Rusia dan Ukraina adalah dua negara penting dalam sektor tersebut. Begitu juga dengan energi, dampak yang ditimbulkan atas perang pasti akan menjadi pembahasan.
Mengenai desakan negara-negara Barat untuk mengeluarkan Rusia, Menteri Retno menyebut forum didasarkan pada kesepakatan bersama, bukan diputuskan sendiri oleh presidensi. "Sepanjang sejarah G20, semua keputusan diambil secara konsensus," katanya.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah kesempatan usai KTT NATO, pernah mengusulkan agar Indonesia jangan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Bali buntut dari agresi ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022. Invasi Rusia ke Ukraina saat ini masih berlangsung dan belum ada tanda-tanda mereda.
Sebagai gantinya, Biden pernah mengusulkan kepada Indonesia agar mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Sebagai tuan rumah, Indonesia tetap mengikutsertakan Presiden Putin karena preseden keanggotaan dan kemudian mengundang Presiden Zelensky.
"Yang kita ingin amankan adalah G20 karena sudah banyak sekali forum multilateral yang pada akhirnya tidak memberi hasil karena tersandera isu geopolitik. Nah keinginan Indonesia mari bekerja bersama untuk membuat G20 menghasilkan sesuatu karena hasil G20 sangat ditunggu dunia," kata Retno. (DANIEL AHMAD|Tempo)
0 Komentar